Kamis, 21 Agustus 2025

Pilpres 2024

Hasil Survei LSI Denny JA: Prabowo-Gibran di Ambang Kemenangan?

Demikian temuan menarik dari hasil riset LSI Denny JA kali ini. LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (

Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat konsolidasi pendukung di Sentul Intenational Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12/2023). Dalam konsolidasi pendukung yang bertajuk 'Waktunya Indonesia Maju' tersebut, Prabowo dan Gibran memberikan gagasan dan visi-misinya kepada pendukungnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Di bulan Januari 2023, Ganjar sempat unggul atas Prabowo, apalagi atas Anies Baswedan. Namun elektabilitas Ganjar mengalami penurunan karena blunder demi blunder. Di bawah ini hanya ditampilkan persentase dua blunder-nya.

Pertama, penolakan Ganjar terhadap piala dunia U-20 (Maret 2023) menuai banyak respon negatif. Data survei LSI Denny JA merekam elektabilitas Ganjar turun dari 36.2 persen (Maret 2023) menjadi 32.4 persen (April 2023).

Kedua, kubu Ganjar/PDIP kritik keras Jokowi (isu dinasti, demokrasi mendung, neo-orde baru). Data survei LSI Denny JA merekam elektabilitas Ganjar - Mahfud turun dari 35.3 persen (Oktober 2023) ke 28.6 persen (awal November 2023), dan turun lagi menjadi 24.9 persen di November akhir.

Mengapa kritik Jokowi, dukungan Ganjar menurun?

Dari Oktober 2023 ke November 2023 akhir perginya pemilih Jokowi (pemilih puas Jokowi) dari Ganjar sebesar 10.5 persen. Pada Oktober 2023 pemilih Jokowi yang mendukung Ganjar – Mahfud sebesar 39.4 persen. Pada November 2023 awal turun menjadi 31.9 persen. Kemudian turun lagi menjadi 28.9 persen pada akhir November 2023.

Bagaimana dengan selisih Ganjar dan Anies?

Ganjar dan Anies kini selisihnya tinggal 0.9 persen. Selisihnya di bawah satu persen. Padahal sebelumnya pernah mencapai dua digit bahkan menyentuh lebih dari 20 persen.

Pada Agustus 2023 selisihnya masih di angka 16.1 persen. Bahkan selisih ini pernah naik di bulan berikutnya yaitu September menjadi 21.9 persen. Masuk bulan Oktober 2023, selisih berkurang menjadi 18.1 persen. November awal 2023 selisih mengecil menjadi 8.3 persen. Di November akhir 2023, selisih mengecil kembali menjadi 0.9 persen.

Satu putaran atau dua putaran?

Prabowo-Gibran dan Anies Muhaimin terus menaik, Ganjar – Mahfud terus menurun. Pada bulan Oktober 2023 elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 36.8 persen.

November Awal 2023 elektabilitasnya naik menjadi 40.3 persen, dan naik kembali di November akhir menjadi 42.9 persen.

Anies – Muhaimin memperlihatkan tren yang sama yaitu naik. Pada Oktober 2023 elektabilitasnya mencapai 17.2 persen. Awal November naik menjadi 20.3 persen. November awal naik kembali menjadi 24.0 persen.

Ganjar – Mahfud secara tren mengalami penurunan. Pada Oktober 2023 elektabilitasnya sebesar 35.3 persen. November awal 2023 turun menjadi 28.6 persen. dan Akhir November 2023 turun kembali menjadi 24.9 persen.

Untuk satu putaran harus ada pasangan Capres yang perolehan suaranya melebihi 50 persen. Prabowo Gibran saat ini elektabilitasnya sebesar 42.9 persen. Sehingga untuk melebihi 50 persen masih butuh tambahan 7.2 persen.

Untuk masuk dua putaran suara yang dibutuhkan 33.3 persen. Saat ini elektabilitas Ganjar – Mahfud sebesar 24.9 persen sehingga masih butuh tambahan 8.4 persen. Untuk Anies – Muhaimin, elektabilitas saat ini 24 persen, sehingga butuh tambahan 9.3 persen.

Tambahan persentase Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (7.2 persen) lebih kecil dibandingkan Ganjar – Mahfud untuk lolos ke putaran kedua (8.4 persen) atau Anies – Muhaimin lolos ke putaran kedua (9.3 persen).

Masih tersisa 2 bulan lagi untuk memastikan apakah Pilpres akan berlangsung satu putaran, atau dua putaran.

Enam Kesimpulan dari rilis Denny JA

Pertama, Prabowo-Gibran di ambang kemenangan karena selisih elektabilitasnya di atas 18 persen terhadap kompetitor dan terus menanjak.

Kedua, Ganjar – Mahfud melakukan blunder yang fatal karena menyerang Jokowi, menyebabkan eksodus pemilih yang puas atas Jokowi secara signifikan.

Ketiga, selisih Ganjar dan Anies terus menerus mengecil dan tersisa jarak di bawah 1 persen.

Keempat, jika tidak ada perubahan strategi menyerang Jokowi, Ganjar dapat dikalahkan Anies dan tersingkir di putaran pertama.

Kelima, Pilpres dapat berlangsung satu putaran jika dalam dua bulan ini Prabowo-Gibran dapat tambahan suara 7.2 persen.

Keenam, tambahan surat yang diperlukan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran lebih kecil dibandingkan tambahan suara yang diperlukan Ganjar – Mahfud dan Anies – Muhaimin untuk lolos putaran kedua.

Lagu Elvis Presley itu masih populer hingga saat ini: It’s Now or Never. Seperti lagu Elvis, ini menjadi the last dancebagi Prabowo. Jika saat ini ia kembali gagal menang (NOW), maka ia tak akan pernah menjadi Presiden RI (NEVER).

Kini posisi Prabowo- Gibran di ambang kemenangan. Angin bertiup untuk perahu Prabowo-Gibran menuju pantai harapan. Yang penting sejauh di sisa waktu, Prabowo atau Gibran tak melakukan blunder besar. (***Matheus***)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan