Senin, 8 September 2025

Pilpres 2024

Jelang Debat Cawapres Soal Ekonomi, Sri Mulyani, Luhut Hingga OJK Soroti Hal Ini

Keputusan untuk mengambil instrumen cyclical itu perlu diwaspadai dengan kondisi perekonomian dunia.

Youtube Tribunnews
Debat cawapres Pilpres 2024, Jumat (22/12/2023) malam akan diikuti Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga calon wakil presiden (cawapres) bakal menjalani debat kedua Pilpres 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023) pukul 19.00 WIB.

Mengingat debat malam ini terkait persoalan ekonomi, sejumlah pejabat dan lembaga di sektor tersebut pun memberikan pesan kepada para cawapres.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, instrumen counter cyclical atau mengurangi pengeluaran dan menaikan pajak dinilai penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau cyclical juga penting. Karena kita itu tidak menjaga ekonomi seperti di jalan tol lurus tanpa hambatan selalu terjadi shock yang sering terjadi," kata Sri Mulyani dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia, di St Regis, Jakarta Jumat (22/12/2023)

Baca juga: Jelang Debat Cawapres, Prabowo Tetap Kerja, Ganjar Siapkan Isu Ekonomi, Anies Tak Risaukan Cak Imin

Menurutnya, shock yang terjadi pada perekonomian itu bisa berubah sewaktu-waktu.

Sehingga keputusan untuk mengambil instrumen cyclical itu perlu diwaspadai dengan kondisi perekonomian dunia.

Bendahara negara itu mengatakan, pada era pandemi Covid-19 lalu instrumen cyclical ini sempat digunakan. Tentu saja hal itu sejalan dengan kondisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang kuat dan sehat.

"APBN selama ini kan waktu mulai dari pandemi bahkan di before pandemi kita selalu menjadi cyclical dan shock absorber yang efektif. Pasti itu bisa dilakukan kalau APBN nya kredibel dan sehat dan kuat," jelas dia.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti kesengajaan yang terjadi pada sektor infrastruktur. Bahkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pun perlu diperbaiki untuk menumbuhkan perekonomian.

Dia mengatakan, untuk membereskan hal tersebut tidak cukup dalam kurun waktu 1 dekade.

"Resep ingredient basic-nya nggak berubah pertumbuhan tinggi yang sustainable itu kalau dipacu oleh productivity," jelas dia.

"Productivity itu berarti masalah struktural makanya kita selalu ngomongin infrastruktur, SDM itu nggak akan selesai dalam waktu 1 dekade. Karena memang get infrastruktur kita masih tinggi, SDM kita masih kualitasnya diperbaiki. Makanya kita kalau bicara struktural fundamental yaitu investment yang tetap harus difokuskan," ungkapnya.

Hadapi Masalah Kompleks

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Indonesia kini tengah memiliki misi menjadi negara maju pada tahun 2045.

Di mana, strategi untuk mencapai hal tersebut telah dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Ia mengatakan, untuk menjadi negara maju sebelum tahun 2045, pertumbuhan 5 persen tidak lah cukup.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan