Jumat, 5 September 2025

Maruarar Sirait Keluar dari PDIP

Dampak Hengkangnya Maruarar Sirait Terhadap PDIP, Ini Elektabilitas Partai Menurut 8 Survei Terbaru

Sejumlah kader PDIP diketahui memilih hengkang bahkan secara terang-terangan berbeda sikap dalam Pilpres 2024. Apakah berdampak terhadap elektabilitas

Editor: Adi Suhendi
ISTIMEWA
Maruarar Sirait dan Ganjar Pranowo. Maruarar Sirait yang sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 kini hengkang dari PDIP. 

"Ada juga kader yang secara sukarela untuk mundur, untuk keluar karena masuk partai politik itu kan prinsipnya sukarela berdasarkan ikatan ideologis, berdasarkan ikatan tujuan visi yang sama, yaitu bagaimana kita semua mensejahterakan rakyat," kata Djarot.

Berikan Dampak Psikologis Bagi Kader PDIP

Terpisah, Pengamat politik Ray Rangkuti menilai alasan Maruarar Sirait hengkang dari PDI Perjuangan makin memperlihatkan gesekan yang terjadi antara PDIP dan Jokowi.

Dari situasi ini kata dia, bakal ada gerbong PDIP vs Jokowi

"Hanya saja, pernyataan ikut Jokowi itu merupakan kekeliruan. Itu seperti menyatakan sikap berhadap-hadapan dengan PDIP. Dan sekaligus membentuk gerbong Jokowi vs PDIP," kata Ray Rangkuti di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Ray memprediksi Maruarar Sirait bakal berlabuh ke Partai Gerindra setelah hengkang dari PDIP.

"Jalan Jokowi paling hebat sampai 2029. Setelah itu akan memudar. Tinggal PDIP yang terus bergerak. Tanpa Jokowi, tanpa kisah suksesnya, selain dinasti. Jika dikaitkan dengan ini, kemungkinan Ara akan berlabuh di Gerindra, sesudah dari PDIP," kata dia

Menurut Ray, keputusan memilih pergi menjadi pilihan dilematis bagi Maruarar.

Politisi asal Sumatera Utara ini sudah cukup lama menunggu agar PDIP merespons kehadirannya.

Terlebih pula, ia sempat menyatakan dukungan pada capres yang diusung PDIP yakni Ganjar Pranowo.

"Pilihan sulit bagi Ara. Tapi sepertinya sudah di ujungnya. Beliau sudah menanti untuk dirangkul lagi oleh PDIP lebih dari 4 tahun. Tapi tidak ada respons. Ara masih muda, punya banyak pengalaman politik, dan jaringan luas," kata dia.

"Terakhir, Ara masih menunjukan dukungannya terhadap Ganjar. Tapi juga tidak mendapat respons positif dari PDIP. Jadi pilihan pergi itu, nampaknya, pilihan sulit tapi harus dilakukan," sambung Ray.

Meski demikian, keluar dan masuk kader disatu partai bukanlah hal yang harus dikhawatirkan berlebihan.

Sejauh ini tidak ada partai yang bubar karena anggotanya keluar.

"Di manapun partai akan selalu mengalami hal seperti ini. Kader masuk dan keluar. Tak perlu dirisaukan," ujarnya.

Analisis serupa diungkap Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan