Minggu, 28 September 2025

Pilpres 2024

Cek Fakta: Prabowo Bilang Banyak Kematian Akibat Stroke karena Dokter Spesialis Tak Merata

Capres Prabowo Subianto mengatakan dua penyebab utama tingginya kematian di Indonesia adalah penyakit stroke dan jantung.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
KOMPAS TV /KOMPAS TV
Calon presiden Prabowo Subianto saat memaparkan Visi Misi dan Program Kerja dalam Debat kelima atau terakhir Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu malam 4 Februari 2024. (KPU RI/Kompas TV/HO/POOL) 

Cek Fakta: Prabowo Bilang Banyak Kematian Akibat Stroke dan Jantung karena Dokter Spesialis Tak Merata

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan dua penyebab utama tingginya kematian di Indonesia adalah penyakit stroke dan jantung.

Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya dokter spesialis jantung dan stroke yang merata di daerah serta tidak adanya fasilitas CT Scan yang memadai.

Prabowo menyatakan demikian dalam debat kelima bertema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).

"Jadi saya lebih ke arah solutif langsung dan cepat, masalah kesehatan di Indonesia adalah kurangnya dokter, kurang 140.000 dokter itu yang utama," kata Prabowo.

"Bayangkan kalau ada yang kena stroke atau jantung, dua sebab kematian di beberapa kabupaten tidak ada dokter spesialis jantung atau spesialis stroke. Dua, perlengkapan yang memadai CT Scan, jarang ada di kabupaten. Ini harus kita atasi," lanjut Prabowo.

Mari cek faktanya:

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 10 penyakit sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Penyakit stroke dan jantung jadi penyebab paling tinggi. Angkanya, 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk untuk stroke, dan 95,68 kasus per 100 ribu penduduk untuk penyakit jantung iskemik.

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengungkap 4 provinsi di Indonesia dengan jumlah dokter jantung kurang dari 5 orang, hal ini membuat pelayanan penyakit jantung tidak maksimal.

Baca juga: Prabowo Sependapat dengan Ide Anies Soal Strategi Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Dosen

Distribusi dokter jantung di Indonesia juga belum merata, apalagi jumlahnya juga terlampau kurang yakni 1 dokter jantung melayani 100 ribu penduduk, dari yang semestinya 28 dokter melayani 100 ribu penduduk.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2023, dokter spesialis jantung saja hanya memadai pada 5 dari 38 provinsi jika acuannya adalah rasio per 1.000 penduduk per jenis spesialis.

Baca juga: Ganjar Kembali Menyindir: Tugas Negara adalah Ciptakan Keadilan Sosial, Bukan Menyalurkan Bansos

Kemudian ada 31 provinsi yang kekurangan dokter spesialis anak, 28 provinsi kekurangan dokter spesialis penyakit dalam, 23 provinsi kekurangan spesialis obgyn, 33 provinsi kekurangan dokter spesialis radiologi, paru dan BKTV, dan 29 provinsi kekurangan dokter spesialis saraf.

Dokter spesialis hanya memadai di 3 provinsi Indonesia, yakni di DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Bali.

Baca juga: Ganjar-Anies Kompak Sindir Program Bansos, Kaesang Balas Kritik Korupsi Saat Covid-19

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan