Kamis, 4 September 2025

Pilpres 2024

Pengamat Politik Sebut Keputusan Ahok dukung Ganjar-Mahfud Potensial Gerus Pemilih Prabowo-Gibran

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan disebut sebagai kuda putih Jokowi.

Penulis: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Fersianus Waku
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok mengatakan, sejatinya dirinya sudah lama ingin mundur dari Komisaris Utama alias Komut PT Pertamina (Persero) untuk mendukung pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. 

"Adanya narasi ini memperlihatkan Jokowi dan pasangan nomor urut 02 (Prabowo-Gibran) belum terlalu yakin bakal bahwa mereka bisa menang di putaran pertama dengan berbagai survei dan berbagai kelompok pendukung dia," kata Muradi.

Dirinya menilai Jokowi tengah menghadapi sentimen negatif kalangan akademikus di berbagai kampus.

Alih-alih surut, gelombang protes dari akademiku dan mahasiswa terhadap cawe-cawe Jokowi justru kian membesar. Jokowi harus memutar otak agar kubu 01 dan 03 tidak bersatu pada putaran kedua.

"Sebenarnya, kalau melihat kondisi hari ini, memang ada pemisahan antara yang dulu punya harapan lebih ke Jokowi, tapi kemudian dengan berbagai dinamika yang ada itu, menjadi menarik diri dari Pak Jokowi. Ditambah dengan adanya Ahok, saya kira buat pasangan 03 itu jadi positif," kata Muradi.

Menyoal peluang kerja sama politik kubu Ganjar-Mahfud dan AMIN, Muradi mencermati keberadaan Ahok hanya menjadi persoalan bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dua parpol pengusung AMIN lainnya, relatif tidak punya masalah dengan Ahok

"Bila pemilu berjalan dua putaran, dengan asumsi Ganjar-Mahfud, lolos ke putaran kedua, maka PKS kemungkinan tidak akan mendukung Ganjar- Mahfud karena berbeda ideologi dengan PDIP. Menurut saya, PKS akan lebih ke Prabowo- Gibran," ucap Muradi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan