Pemilu 2024
Lonjakan Suara PSI, Operasi Senyap, Rawan Kekacauan hingga Jokowi Kena Kritik
Soal suara PSI melonjak, operasi senyap hingga kemungkinan muncul kekacauan disinggung, Presiden Jokowi pun kena imbasnya, dikritik.
Penulis:
Theresia Felisiani
Ikrar pun mengaku waswas melihat penggelembungan suara PSI ini.
Ia khawatir lonjakan suara partai pimpinan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tersebut akan beririsan dengan penyelundupan hukum.
“Bukan mustahil MK membuat UU baru, yang waktu itu tidak disetujui Pak Mahfud."
"Syarat usia minimal hakim MK mau direvisi. Saya curiga hal ini untuk mendepak orang-orang seperti Saldi Irsa yang saat bergabung ke MK-waktu itu usianya belum 45 tahun."
"Penyelundupan hukum seperti yang terjadi ketika Gibran maju sebagai cawapres, sama persis dengan usaha mendepak hakim-hakim yang memiliki kepribadian tinggi,” jelas Ikrar.

Peristiwa Pilpres 2024, lanjut Ikrar, dapat menjadi tolak ukur bagaimana Jokowi bersikap.
"Saya kira cukup Gibran saja, tetapi ternyata tidak. Kita lihat nanti, Pilkada dimajukan ke September, bukan November, kalau itu terjadi bukan mustahil Pak Jokowi memiliki kepentingan di situ."
"Lagi-lagi ada anggota keluarganya yang ikut Pilkada. Kalau PSI berhasil masuk Senayan, Kaesang tidak mustahil maju sebagai pemimpin daerah,” pungkas Ikrar.
Operasi Senyap Sejak sebelum Pemilu
Terkait lonjakan suara PSI, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Romahurmuziy atau Rommy pun buka suara.
Rommy mengungkap adanya operasi senyap untuk memenangkan PSI sejak sebelum pelaksanaan Pemilu 2024.
Berdasarkan informasi yang diterima Rommy, gerakan senyap tersebut menargetkan adanya 50 ribu suara tiap kabupaten/kota di Pulau Jawa, dan 20 ribu suara tiap kabupaten/kota di luar Jawa untuk PSI.
“Sejak sebelum Pemilu, saya mendengar ada operasi pemenangan PSI yang dilakukan oleh aparat," ucap Rommy, Senin (4/2/2024).
Rommy menduga, operasi senyap tersebut dibiayai oleh organisasi massa (ormas) tertentu yang pernah dipimpin seorang menteri.
Ia tidak secara jelas menyebut nama menteri yang dimaksud.
Rommy hanya menyebut operasi senyap itu tidak berjalan mulus karena PSI mendapat suara rendah berdasarkan hitung cepat atau quick count Pemilu 2024.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.