Pilkada Serentak 2024
Penyebab PDIP Tertarik pada Anies untuk Pilgub Jakarta Diungkap Pengamat: Ada Kepentingan Bersama
Pengamat menyoroti kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Penulis:
Ibriza Fasti Ifhami
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga menyoroti kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.
Jamil mengatakan, ketertarikan antara PDIP dan Anies, apalagi kemungkinan untuk mengusung Anies, tentu sangat mengejutkan. Sebab, dua pihak ini berbeda ideologis.
Menurutnya, PDIP merupakan partai penganut nasionalis, sedangkan Anies dinilai lebih agamis.
Oleh karena itu, PDIP dan Anies kerap diibaratkan seperti minyak dan air yang sulit untuk disatukan.
Baca juga: 7 Nama Potensial Bacagub PDIP, Terbaru Sosok Anies Baswedan Disebut Menarik
Namun, kata Jamil, jika ada ketertarikan di antara kedua pihak tersebut, maka ada kepentingan bersama yang menyatukan mereka.
"Jadi, kalau dua pihak itu saling tertarik, apalagi PDIP membuka peluang ingin mengusung Anies, tentu ada kepentingan bersama untuk menyatukan mereka. Kepentingan itu tentu sangat prinsip sehingga untuk sementara dapat mengalahkan ideologi yang mereka anut," ucap Jamil, dalam keterangannya, Senin (10/6/2024).
Jamil menuturkan, apabila dirunut ke belakang, ketertarikan dan kemungkinan PDIP akan mengusung Anies, muncul setelah Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan Putusan Nomor 23 P/HUM/2024 tentang perubahan usia bagi calon gubernur dan wakil gubernur.
Hal itu kemudian dipertegas oleh Kaesang Pangarep yang ingin maju bersama Anies di Pilgub Jakarta.
Jamil menilai, sinyal dari Kaesang itu tampaknya menjadi peringatan dini bagi PDIP akan adanya ancaman pada Pilkada Jakarta 2024.
"PDIP khawatir bila Anies mau berpasangan dengan Kaesang, maka peluang mereka untuk menang di Jakarta semakin kecil. Sebab, massa pendukung Anies dan massa pendukung Jokowi dapat bersatu untuk memenangkan Anies-Kaesang," jelasnya.
"Kalau hal itu terjadi PDIP tentu akan semakin lemah di Jakarta. Padahal PDIP juara kedua dalam Pileg 2024," tambahnya.
Baca juga: Anies Baswedan dan PDIP Bakal Bersatu di Pilkada Jakarta? Kedua Pihak Mulai Saling Memuji
Untuk mencegah hal itu, PDIP coba merangkul Anies melalui PKB.
Menurutnya, pendekatan itu tampaknya untuk menyakinkan Anies dan koalisi perubahan untuk bersatu melawan Kaesang bila maju di Pilgub Jakarta 2024.
"PDIP ingin membangun kebersamaan dengan Anies dan koalisi perubahan untuk menjadi Kaesang sebagai musuh bersama. Bagi PDIP, kepentingan menggagalkan Kaesang dalam Pilgub Jakarta 2024 jauh lebih urgent daripada mempersoalkan perbedaan ideologis dengan Anies," ucapnya.
Sehingga, katanya, peluang PDIP dan Anies akan bersatu dalam Pilgub Jakarta 2024 akan semakin besar bila Kaesang maju di Jakarta.
PDIP akan berusaha membendung dominasi politik keluarga Jokowi.
Kemudian, Jamil menyoroti hal yang relatif sama juga akan dilakukan PDIP di Sumatra Utara.
PDIP akan berupaya mencari cagub yang berpeluang mengalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution.
"Jadi, PDIP berpeluang menanggalkan ideologinya dalam Pilkada 2024 demi membendung dominasi politik keluarga Jokowi," kata Jamil.
Indikasi itu tampaknya akan jelas bila nantinya PDIP jadi mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024. Tentu semua itu berpeluang terjadi bila Kaesang maju pasa Pilgub 2024.
Baca juga: Petinggi Gerindra Temui Ketua Majelis Syuro PKS Jajaki Koalisi Pilgub Sumbar, Cagub Jagoan Diajak
Akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai, apabila itu terjadi, maka Pilgub Jakarta berpeluang hanya dua poros.
Poros pertama biasa jadi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), sementara poros kedua PDIP bersama Koalisi Perubahan.
Hanya saja poros kedua dapat terwujud bila PKB dan Nasdem tetap komit pada Anies. Bila tidak, tentu PDIP dan PKS yang mengusung Anies.
Namun sinyal PKB dan Nasdem tampaknya masih kuat untuk mengusung Anies. Karena itu, dua poros itu berpeluang kuat bertarung di Pilgub Jakarta 2024.
Sebelumnya, soal kabar terbaru komunikasi PDIP dan PKB disampaikan Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah.
Basarah sudah bicara langsung dengan pucuk pimpinan PKB, Muhaimin Iskandar, walaupun disebutkan masih dalam tahap informal.
"Tadi dalam pembicaraan informal, saya juga sudah sampaikan dengan Pak Muhaimin Iskandar, kemungkinan kita akan melakukan kerja sama politik masuk di dalam Pilkada Jakarta," kata Ahmad Basarah di kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2024).
Dikatakan Basarah, jika nantinya PKB resmi mengusung Anies di Pilkada Jakarta, Basarah menyebut maka akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai calon wakilnya yang diharapkan berasal dari kader PDIP.
"Sangat mungkin pembicaraan mengenai kerja sama politik mengenai calon yang diusung dari PKB dalam hal ini Pak Anies Baswedan, dibicarakan dengan calon yang mungkin akan kami usung dari PDI Perjuangan," paparnya.
Hanya saja, kata dia, semua pembicaraan mengenai wacana koalisi itu saat ini masih dalam hal pembicaraan.
"Mari kita tunggu beberapa waktu lagi dinamika politiknya akan seperti apa. Tetapi kita membuka diri untuk bisa bekerja sama dengan partai politik mana pun dalam konteks Pilkada.
Karena setiap daerah punya konstalasi politik yang berbwda, punya persoalan yang berbeda-beda, punya kearifan lokal yang berbeda-beda," ujar Basarah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.