Jumat, 12 September 2025

Pilgub DKI Jakarta

4 Penyebab Kekalahan Ridwan Kamil -Suswono di Pilkada Jakarta 2024, Analisis Pengamat dan Politisi

Hasil hitung cepat sementara memperlihatkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Ridwan Kamil -Suswono kalah di Pilkada Jakarta 2024.

|
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha
Calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil (RK) mengatakan Pilkada Jakarta 2024 berpotensi dua putaran berdasarkan hasil perhitungan cepat atau quick count lembaga survei hari ini.  

Sementara pasangan Pramono Anung-Rano Karno bisa melaju karena figur keduanya dan mesin politik yang mendukungnya berjalan beriringan.

Terlebih setelah mendapat limpahan dukungan dari Anies Baswedan dan Ahok.

Politisi PKS Singgung Amunisi 

Politikus DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui kalau adanya kerja yang kurang optimal di dalam kubu koalisi Ridwan Kamil-Suswono.

 Padahal kata dia, koalisi di kubu Ridwan Kamil-Suswono cukup besar dan dihuni oleh belasan parpol besar.

"Kami percaya partai 14 atau 16 yang Dukung itu bagus-bagus semua, Tapi kemarin nampaknya belum optimal," kata Mardani kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Mardani berharap untuk putaran kedua nantinya kubu koalisi RK-Suswono bisa lebih optimal dan solid lagi.

"Kalau terjadi putaran 2. Satu, kalau kami (PKS) sederhana, kita itu punya partai yang demikian banyak dan demikian bagus," ucap dia.

Salah satu yang digarisbawahi oleh Mardani yakni soal amunisi untuk para partai politik yang ada di kubu RK-Suswono.

Dirinya menyatakan, sejatinya banyak partai yang kehabisan amunisi termasuk PKS karena gelaran Pilkada yang tidak jauh dari Pilpres dan Pileg.

"Nah nanti harus betul-betul semua partai diberikan amunisi. Jujur semua partai abis, Pileg Pilpres kemarin tuh kalau tanya saya, duit saya abis, karena Pileg kemarin itu baru, dan kita belum ada resesnya," ucap dia.

"Nah jadi yang pertama, optimalkan semua anggota partai yang ada. Nah yang kedua relawan relawan tuh bagus-bagus, kemarin tuh belum optimal," tukas Mardani.

Literasi Pemilih Jakarta Beda

Pengamat Politik Khoirul Umam mengatakan dari sisi pemilih para pemilih di Jakarta cenderung relatif jauh lebih memiliki literasi politik yang lebih baik, sekaligus lebih pragmatis. 

"Sehingga masyarakat DKI relatif paling mudah berubah-ubah pilihannya, sesuai basis isu dan narasi yang berkembang," kata dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan