Rasi, Beras Singkong Menu Pokok Warga Adat Cireundeu Cimahi Jabar
Warga Kampung Adat Cireundeu, Cimahi, Jabar masih mempertahankan rasi atau beras jagung sebagai makanan pokok sehari-hari mereka di era modern ini.
Seorang warga Kampung Adat Cireundeu, Atikah (72) mengatakan, selama hidupnya ia sama sekali belum pernah mengkonsumsi nasi karena selain tidak terbiasa, ia juga ingin tetap mempertahankan budaya leluhur.
"Sampai sekarang saya masih mengkonsumsi rasi karena sudah jadi makanan turun temurun dari nenek moyang saya. Apalagi nasi singkong itu kan teksturnya padat, jadi makan sedikit juga bisa langsung kenyang," kata Atikah.
Dengan mengkonsumsi rasi sejak lahir, Atikah sendiri sampai saat ini tak pernah tergantung pada beras, apalagi selama puluhan tahun, keluarganya tak pernah kekurangan stok singkong sebagai bahan baku rasi itu.
"Semuanya (keluarga) makan rasi, kalau saya makan rasi sejak lahir tahun 1950, kalau urang tua sejak tahun 1918 atau sudah 100 tahun lebih makan rasi dan sama sekali belum pernah makan nasi," katanya.
Dengan kebiasaan memakan rasi tersebut, Atikah dan semua anggota keluarganya sampai saat ini tak tergoda untuk mengkonsumsi nasi meskipun banyak pendatang yang memakan nasi sebagai makanan pokok.
"Enggak mau (makan nasi) sudah terbiasa makan rasi, kalau bahasa Sundanya teu kabita. Intinya, kalau bukan keturunannya yang meneruskan (makan rasi) siapa lagi," ucap Atikah.
Warga lainnya, Sopiah (41) mengatakan, sejak lahir sampai saat ini, ia juga tetap makan rasi.
Sebaliknya, sang suami yang merupakan warga pendatang, tetap makan nasi, karena tak terbiasa makan rasi.
"Meski suami dan anak makan nasi, kalau saya sama orang tua masih tetap makan rasi. Jadi, saya membeli rasi dari petani singkong," ujar Sopiah yang membeli rasi Rp 12 ribu perkilogram.
Sebetulnya, kata dia, memasak rasi ini sama saja seperti memasak nasi pada umumnya.
Bahkan untuk tahapannya bisa lebih cepat ketimbang nasi yang berasnya harus dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak.
"Jadi untuk saat ini masih belum mau makan nasi, tapi kalau nanti mau beralih, harus selametan dulu karena aturan adatnya seperti itu. Kalau anak sudah ganti ke nasi dan selametan juga karena saat itu kerja di luar daerah susah nyari rasi," katanya.
Dengan adanya 60 KK yang masih mengkonsumsi rasi ini bisa diartikan, bahwa budaya Kampung Adat Cireundeu masih tetap bertahan di tengah perkembangan zaman.
Suasana di Kampung Adat Cireundeu terasa tenang. Di gerbang kampung, pengunjung disambut sebuah saung dengan ucapan selamat datang dengan aksara Sunda dan tugu mungil Wangsit Siliwangi.
Meski disebut kampung adat, rumah-rumah di Cireundeu sudah modern, tidak seperti kampung adat lain seperti Kampung Naga di Tasikmalaya masih beratap ijuk aren.
Sumber: Tribun Jabar
Kampung Adat Cireundeu
Kampung Adat Cireundeu Cimahi
Kampung Adat Cireundeu Cimahi Jabar
Cimahi
kampung adat
| SPBU Leuwigajah Cimahi Terbakar, Pemicu Diduga dari Mobil Pedagang Bensin Eceran yang Isi BBM |
|
|---|
| Pendaftar SMA Taruna Nusantara Tembus 24 Ribu! yang Diterima Hanya 1500, Bagaimana Peluang Mereka? |
|
|---|
| Sule Blak-blakan soal Sakit yang Dideritanya, Jalani Perawatan Medis hingga Ganti Dokter |
|
|---|
| Jelang Muktamar, Hasil Musyawarah Kerja Cabang PPP Kota Cimahi Nyatakan Dukung Mardiono |
|
|---|
| Menhut Bentuk Tim Kerja Percepatan Penetapan Hutan Adat, Libatkan UGM, Uncen hingga ITB |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.