Komplotan Penipuan Kursus Bahasa Asing Yang Sudah Menghilang Diduga Itu Muncul Lagi
Komplotan penipuan berkedok kursus bahasa dengan nama Global Bahasa diketahui saling mengenal.
Editor:
Hendra Gunawan
SL mulai membuka stand pendaftaran di sebuah Mall di Sentul. Sedangkan SE mulai membuka pendaftaran di sebuah Mall di Jakarta Timur.
Bahkan, Florentina (46) korban lainnya, mengaku sudah menghampiri stand pendaftaran SL di Sentul. Hasilnya, ucap Vera, Model penawarannya sama dengan Global Bahasa DM maupun Global Bahasa College.
"Lalu, ternyata setelah saya bicara dengan marketingnya, ternyata si marketing SL itu tadinya bekerja di Global Bahasa College," ucap Florentina (46), ketika kembali dihubungi Wartakotalive.com, Kamis (18/6/2015).
Tercatat jumlah korban penipuan berkedok bahasa ini mencapai ribuan orang. Global Bahasa DM diketahui sudah merekrut sampai 970 murid. Sedangkan Global Bahasa College cabang Cibubur sudah merekrut murid sampai 509 orang. Padahal Global Bahasa College diketahui memiliki tiga cabang. Makanya total kerugian diperkirakan mencapai puluhan milliar.
Berdasarkan informasi dari para pelapor, seluruhnya memakai cara yang sama. Antara lain menawarkan kursus bahasa asing dimana murid hanya perlu membayar paket pelajaran sesuai lama belajar, antara 6 bulan sampai 3 tahun. Pembayarannya antara Rp 2 Juta - Rp 32 Juta.
Rentang waktu pendaftaran juga amat panjang. Global Bahasa DM membuka pendaftaran sejak Agustus 2014, dan belajar mengajar baru mulai Januari 2015. Sedangkan Global Bahasa College buka pendaftaran sejak November 2014, lalu baru mulai belajar mengajar pada Maret 2015.
Saat belajar mengajar, murid boleh mengambil kelas bahasa apapun sesuai jam pelajaran yang disediakan.
Namun, dalam perjalanannya, baik Global Bahasa DM maupun Global Bahasa College lekas tutup tak sampai 5 bulan jalan. Kemudian pemiliknya menghilang dan guru-gurunya tak dibayar.
Global Bahasa DM berjalan sejak Januari 2015, lalu tutup awal Mei 2015. Sedangkan Global Bahasa College mulai pelajaran Maret 2015, lalu tutup akhir Mei 2015.
Global Bahasa DM dimiliki oleh pasangan suami istri (Pasutri) berinisial RW dan AY. Sedangkan Global Bahasa College dimiliki dua lelaki berinisial WN dan CSW.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, membenarkan adanya laporan tersebut. Namun, Krishna tak mau berkomentar sedikitpun soal kasus ini.
"Tapi saya belum bisa bicara banyak soal kasus ini. Anggota saya masih menyelidikinya," ucap Krishna kepada wartawan saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (17/6/2015). (Theo Yonathan Simon Laturiuw)