Demo di Jakarta
Kader HMI Melawan Saat Ditangkap
Ismail Ibrahim (23) yang diduga kuat terlibat melakukan penyerangan ke aparat dalam aksi demo ditangkap di kediaman anggota DPD
Editor:
Hendra Gunawan
Senator asal Tidore itu menuturkan, setelah mendapat kabar Ismail dibawa polisi, dirinya pun menyambangi Polda Metro Jaya untuk menemui anak angkatnya itu. Namun karena masih dalam proses penyelidikan, ia tidak diizinkan pihak kepolisian menemui anak angkatnya tersebut.
"Saya menyusul ke Polda semalam ?untuk memastikan kondisi yang bersangkutan. Tapi karena masih dalam proses penyelidikan, saya tidak diizinkan bertemu," ujar Basri Salama.
Basri mengatakan Ismail sudah setahun tinggal di kediamannya. "Hampir satu tahun dia (Ismail) tinggal di sini. Setelah kontrakannya habis, dia langsung tinggal di sini," kata Basri.
Menurut Basri, sebelum tinggal di rumahnya, Ismail memang kerap menyambangi kediamannya. Biasanya, Ismail setelah pulang kuliah suka mengerjakan tugas di rumahnya yang berlantai dua tersebut.
"Di sini kan ada wifi gratis, jadi dia (Ismail) suka mengerjakan tugas di sini. Itu sebelum dia tinggal di sini," tutur Basri Salama.
Dikatakan Basri, selama Ismail tinggal di kediamannya, mahasiswa semester lima fakultasi Sosiologi itu memiliki sikap yang baik. Menurutnya, Ismail merupakan pribadi yang taat beribadah dan pandai mengaji.
"Anaknya selama disini sih baik-baik saja. Dia sosok yang religius juga, taat beribadah dan fasih dalam mengaji," kata Basri Salama.
Aktivis HMI Diminta Tenang
Penggerebekan dan penangkapan oleh Polda Metro Jaya jelang dinihari di Sekretariat Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan mendorong reaksi jajaran pengurus PB HMI. Penggerebekan yang diikuti kriminalisasi terhadap Amijaya Sekjen PB HMI dipandang sebagai tindakan tak etis.
PB HMI mengimbau kepada anggotanya di seluruh Indonesia untuk melakukan konsolidasi namun tetap tenang menyikapi kondisi terkini.
"Imbauan kepada keluarga besar HMI atas insiden dini hari di sekretariat PB HMI untuk melakukan konsolidasi secara menyeluruh dan untuk tetap tenang sembari menunggu instruksi besar dari PB HMI," ujar Hari Azwar, Kabid PAO PB HMI 2016-2018 dalam rilisnya kepada Tribun.
Hari juga mengungkapkan bahwa penangkapan di malam hari telah merusak marwah organisasi HMI. "Cara - cara yang dilakukannya mirip gaya orba untuk membungkan suara - suara kritis dari para aktivis," ujarnya.
Sementara itu Rofiqi Departemen Hubungan Internasional PB HMI mengecam tuduhan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan yang menyebut HMI Provokator sebagaimana terekam dalam video pascakericuhan 4 November 2016 lalu. Menurutnya hal semacam itu tidak pantas dilakukan oleh penegak hukum. Apalagi belum ditemukan adanya fakta hukum.
"Penggerebekan dan kriminalisasi terhadap Amijaya Sekjen PB HMI seakan ingin membenarkan tuduhan dari Kapolda Metro Jaya. Kriminalisasi ini sebagai upaya untuk menyelamatkan kapolda dari sikapnya yang main tuduh," ujarnya.
Rofiqi mendesak Polri untuk mengusut dan menindak tegas Kapolda Metro Jaya atas sikapnya yang asal main tuduh. "Sudah seharusnya Pak Tito Karnavian sebagai pimpinan polri bertindaktegas terhadap Kapolda Metro Jaya. Jangan malah melindungi anak buahnya yang bersikap main tuduh dengan ungkapan bernada provokatif," tuturnya.(tribunnews/fitri/ferdinand/zulfikar)