Pilgub DKI Jakarta
Tiga Hal Harus Diperhatikan Anies-Sandi Untuk Lawan Ahok-Djarot Dalam Putaran Kedua Pilkada DKI
"Karena berarti juga membuka jalan bagi dukungan publik yang dekat dan simpatisan dari partai tersebut,"
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada tiga hal yang harus diperhatikan Pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno saat melenggang ke putaran kedua Pilkada DKI Jakarta melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat .
Pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi perlu mempertimbangkan dukungan partai politik yang berada di belakang Agus Yudhoyono.
Baca: Roy Suryo: Kami Sekarang Diibaratkan Sebagai Gadis Cantik yang Menunggu Dipinang
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan, Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi, mengatakan meskipun dalam Pilkada faktor figur lebih dominan, tapi keberadaan partai politik tetap penting untuk dipastikan sokongannya.
"Karena berarti juga membuka jalan bagi dukungan publik yang dekat dan simpatisan dari partai tersebut," ujar Muradi kepada Tribunnews,com, Kamis (16/2/2017).
Selain itu Anies-Sandi harus membumikan program yang ditawarkan dalam bentuk yang lebih rasional dan terukur.
Baca: Panitia Pemilihan Kecamatan Tanah Abang Klaim Tak Ada Masalah Dalam Penyerahan Kotak Suara
Karena selama hal tersebut masih dalam bentuk program yang tidak nyata dan terukur, ruang untuk bersaing dengan program berjalan Ahok akan tertutup.
"Publik akan lebih memilih petahana karena lebih konkret," jelas Muradi.
Terakhir, tidak lagi memanfaatkan sentimen dan isu SARA sebagai komoditas untuk menyerang lawan politik.
Sebab hasil putaran pertama tersebut menggambarkan bahwa publik Jakarta tidak gentar dan mengabaikan isu SARA dalam memilih pasangan calon.
Baca: Kotak Suara Dua Kelurahan di Tanah Abang Akan Dibuka Besok
Muradi menilai besar kecilnya peluang Anies-Sandi dalam putaran kedua maka bergantung pada tiga hal tersebut.
"Betapapun itu nampak mudah, namun pada praktiknya, keberadaan tiga hal tersebut akan menjadi pembeda dengan petahana dengan karakter pemilih yang khas," jelasnya.
Anies-Sandi pun harus memiliki perbedaan dengan petahana.
Sebab dengan begitu akan memudahkan pemilih untuk mengindentifikasikannya berbeda satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil hitung cepat, Indikator menyimpulkan bahwa pasangan Basuki Tjahaja Purnama -Djarot Saiful Hidayat memperoleh kemenangan dalam pemungutan suara di putaran pertama.
Untuk Pilkada DKI, data yang masuk ke Indikator sebanyak 99,5 persen.
Dari data tersebut, pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara 43,01 persen.
Baca: Angka Partisipasi Pilkada DKI Jakarta 2017 Sebesar 75 Persen Dianggap Sudah Maksimal
Posisi kedua ditempati oleh pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Keduanya mendapatkan suara sebanyak 39,66 persen.
Pada posisi terakhir ditempati pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni dengan perolehan suara sebesar 17,33 persen.
Berdasarkan pada input data sementara form C1 KPU DKI Jakarta yang sudah masuk ke dalam Sistem Informasi Perhintungan (Situng), pasangan Ahok-Djarot meraih 44,11 persen suara.
Disusul pasangan nomor 3, Anies-Sandi dengan perolehan 39,54 persen suara dan pasangan Agus-Sylvi di angka 16,35 persen suara.
Pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara terbanyak dari seluruh kabupaten dan kota yang berada di Jakarta.
Hanya di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pasangan itu dari data sementara, tidak mampu menyaingi pasangan Anies-Sandi.
Sedangkan di Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, pasangan Ahok-Djarot masih berada di posisi puncak.
Data tersebut dikutip oleh tribunnews pada Kamis, 16 Februari 2017 pukul 09.45 WIB dengan form C1 yang sudah dipindai dari 3.806 TPS atau 29,23 persen.