Rabu, 8 Oktober 2025

Pilgub DKI Jakarta

Sandiaga Uno: Parkir Meter Bukan Budaya Kita Tuh!

Pada kesempatan itu, pengembang aplikasi "Jukir" memaparkan mengenai tidak efektifnya penerapan sistem parkir meter di Jakarta.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas parkir melakukan pembayaran parkir pada mesin parkir meter di Jalan Falatehan, Jakarta, Rabu (2/11/2016). Kepala UP Perparkiran Dishubtrans DKI Theodore Sianturi mengatakan kebutuhan mesin parkir di 387 lokasi parkir, mencapai 978 unit Terminal Parkir Elektronik. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai sistem parkir meter tidak cocok diterapkan di Jakarta.

Sebab, ia menilai pola yang diterapkan dalam sistem parkir model tersebut tidak cocok dengan budaya orang Indonesia.

Hal itu dilontarkannya saat diundang untuk mendapat pemaparan dari pengembang aplikasi "Jukir" di kantor Bubu.com yang berlokasi di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/5/2017).

Pada kesempatan itu, pengembang aplikasi "Jukir" memaparkan mengenai tidak efektifnya penerapan sistem parkir meter di Jakarta.

Baca: Hadapi Preman, Ahok Minta Dukungan TNI Polri Terapkan Parkir Meter

Menurut mereka, sistem parkir meter yang diterapkan di Jakarta tidak cukup berhasil mencegah kebocoran. Karena kebanyakan warga yang memarkirkan kendaraannya bukan membayar sendiri biaya parkir langsung di mesin, melainkan menitipkan uangnya ke juru parkir.

"Ini yang bisa jadi celah adanya permainan," ujar salah seorang pengembang aplikasi "juru parkir" kepada Sandi.

"Iya parkir meter bukan budaya kita tuh," ujar Sandi menanggapi.

Selama pemaparan, para pengelola aplikasi mengatakan bahwa sistem parkir dengan pembayaran secara online melalui aplikasi "Jukir" kini sudah diterapkan di banyak lokasi di Kota Bekasi dan Tangerang Selatan.

Baca: Panduan Menggunakan Mesin Parkir Meter

Mereka pun berharap agar nantinya Pemprov DKI mau bekerja sama menerapkan sistem yang sama di Jakarta. Ditemui usai pertemuan, Sandi menilai sistem parkir dengan pembayaran secara online lebih tepat ketimbang sistem parkir meter.

Karena, ia menilai sistem parkir meter hanya cocok diterapkan di negara yang karakter masyarakatnya individualis. Hal yang disebut Sandi berbeda dengan karakter masyarakat Indonesia.

"Kalau kita lihat di sini parkir kita dibantuin, mau belanja ada yang bantuin. Karena memang banyak lapangan pekerjaan yang dibutuhkan," kata Sandi.

Juru parkir

Menurut Sandi, keberadaan juru parkir sama seperti ojek. Ia menyebut keduanya merupakan kearifan lokal yang tidak akan pernah bisa dihilangkan di tengah masyarakat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved