Minggu, 21 September 2025

Penyidik KPK Diteror

'Bandit-bandit itu Masih Bebas Berkeliaran di Luar'

Selama menjalani perawatan di negara asing itu, Novel merasa terus dimata-matai oleh orang tak dikenal.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Istri Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, Rina Emilda menunjukkan foto kondisi Novel Baswedan melalui layar ponsel saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (28/8/2017). Dalam keterangannya, menjelaskan kondisi terkini Novel Baswedan usai menjalani pengobatan akibat penyiraman air keras, serta mengharapkan Presiden Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Dalam kesempatan itu Rina Emilda tetap berharap dapat bertemu secara langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia sudah mengirim surat sebanyak dua kali, namun pihak Istana masih belum memberikan jawaban.

"Saya berharap Pak Presiden mau melihat fakta-fakta penyerangan ini secara objektif," ucapnya.

Dalam suratnya tertanggal 21 Agustus lalu, Emil dan kuasa hukumnya serta sahabat Novel Baswedan meminta agar Presiden dapat menemui mereka sebelum Hari Raya Idul Adha.

"Tadi siang, saya tanya ke Pak Pratikno (Mensesneg) tapi belum ada jawaban apa-apa terkait pertemuan," katanya.

Bentuk TGPF
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simanjuntak menjelaskan dirinya bersama dengan Emil dan juga pihak lain ingin pemerintah segera turun tangan membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF).

"TGPF ini untuk membuka secara terang alasan mengapa peristiwa ini terjadi kepada Novel," ujar Dahnil.

Dahnil Azhar Simanjuntak masih menduga adanya keterlibatan oknum di kepolisian dalam kasus penyerangan itu.

Baca: Sebelum Meninggal, Lia Sempat Minta Tolong Meski Tubuhnya Berlumuran Darah

"Kami dan pihak keluarga sudah pesimistis, kalau hanya ditangani kepolisian tanpa TGPF. Ada keterlibatan oknum polisi di sini, politisi, dan juga kuda troya yang mungkin ada di pihak KPK," ujarnya.

Ia bahkan menduga ada petinggi kepolisian yang membuat pengusutan kasus itu tidak berjalan secara benar.

"Kasus ini jadinya tidak jelas karena diduga ada petinggi Polri yang buat tidak berjalan," katanya.

Juru bicara Polda Metro Jaya Kombes pol Argo Yuwono mengatakan berdasarkan hasil kajian sementara terhadap berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap Novel Baswedan, polisi belum menemukan petunjuk apapun.

Dikatakan, Novel juga tidak menyebut nama seorang jenderal polisi yang sebelumnya dicurigai terlibat teror terhadap Novel.

"Kami sudah mencari-cari di BAP, dia tidak ada memberi petunjuk. Pertanyaan terkait jenderal polisi juga dimasukkan dalam BAP, tapi dia tidak menjawab siapa itu," kata Argo.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan