Lebaran 2018
Meski Tergerus Zaman, Kampung Sawah Tetap Kampung Kebhinekaan
Suasana desa makin kental terasa. Disana masih banyak ditemui pohon-pohon besar yang rindang bahkan empang.
Penulis:
Theresia Felisiani
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kampung Sawah menawarkan kesejukan bagi siapapun yang bertandang.
Suasana desa makin kental terasa. Disana masih banyak ditemui pohon-pohon besar yang rindang bahkan empang.
Hanya memang sesuai namanya, kampung sawah. Sejauh mata memandang, tidak ada lagi sawah di pinggir jalan raya Kampung Sawah.
Hamparan sawah yang dulu luas kini berganti menjadi kompleks-kompleks perumahan hingga sentral ekonomi berupa unit-unit usaha.
Selain keasrian lingkungan, Kampung Sawah juga tersohor sebagai kampung percontohan kerukunan umat beragama.
Julukan-julukan seperti kampung toleransi dan kampung Kebhinekaan rasanya memang layak disematkan.
Bagaimana tidak, di kampung ini berdiri gereja tua yakni Gereja Katolik Santo Servatius dan Gereja Kristen Pasundan.
Bardampingan, ada pula masjid Agung Al Jauhar Yasfi, yayasan pesantren, sekolah katolik Strada, panti asuhan Ursulin hingga kompleks makam katolik yang bersanding dengan makam muslim.
Warga disana juga biasa mendengar suara adzan, lonceng gereja hingga pengajian yang volumenya benar-benar diatur agar tidak saling menganggu.
Umat katolik dan jemaat kristen ke gereja menggunakan peci dan kerudung juga hal yang biasa, bagian dari kebudayaan Betawi.
Ya, Kampung Sawah memang kampung betawi yang agama warganya beraneka ragam namun tetap hidup rukun satu sama lain.
Tokoh masyarakat di Kampung Sawah, KH Rahmaddin Afif (73) punya harapan khusus bagi kampung kelahirannya.
"Harapan saya, tetap pertahankan yang baik jadi kampung toleransi dan Kebhinekaan. Jaga terus kerukunan. Masyarakat harus maju jangan ada celah untuk kenakalan remaja, radikalisme dan lainnya," kata Rahmaddin saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/6/2018) di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Baca: Warna Kebhinnekaan di Kampung Sawah, Bekasi
Di tengah keberagamannya, lantas apa yang menjadi kunci kerukunan di Kampung Sawah? Menurut Rahmaddin, kuncinya sangatlah sederhana yakni kekerabatan dan hidup rukun yang terus terjaga satu sama lain.
"Disini meski beda agama kami tetap satu keluarga jadi selalu akrab. Itu semua karena tali persaudaraan yang terus dijaga. Keponakan saya ada yang jadi tokoh kristen disini. Adik ibu saya sekarang jadi tokoh tertua katolik di Kampung Sawah, usianya 90tahun," terang Rahmaddin.