Guru Les Pembuat Status 'Tak Usah Pajang Foto Presiden' Ngaku Menyesal Setelah Ditangkap Polisi
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan Asteria Fitriani sebagai tersangka kasus ujaran kebencian, Kamis (11/7/2019).
Editor:
Hasanudin Aco
Polisi menetapkan Asteria Fitriani sebagai tersangka kasus ujaran kebencian usai mengunggah status Facebook berisi ajakan tak memasang foto presiden di sekolah.
Usai diamankan, Asteria meminta maaf atas unggahan tersebut.
"Bersama ini, saya ingin menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat atas postingan saya per tanggal 26 Juni 2019 yang membuat keresahan di masyarakat," ucap Asteria saat diekspos di Polres Metro Jakarta Utara, Kamis (11/7/2019).
Asteria menyesal karena ia tidak bijak dalam menggunakan media sosial.
Ia juga menyesali perbuatannya yang tidak mempertimbangkan apa yang ia unggah di Facebooknya.
Tak menyangka unggahannya itu akan viral sehingga membuatnya ditetapkan tersangka, Asteria menegaskan bahwa ia tak berniat menghasut pihak manapun.
"Saya sangat menyesal telah berlaku tidak bijak terhadap media sosial dan tidak penuh pertimbangan gitu, ketika menuliskan hal itu," kata Asteria.
"Saya tidak ada niat sama sekali untuk menghasut atau mengajak orang melakukan sesuatu yang seperti disangkakan masyarakat," imbuh dia.
Bekerja Sebagai Guru Les
Polisi menetapkan Asteria Fitriani sebagai tersangka kasus ujaran kebencian usai mengunggah status Facebook berisi ajakan tak memasang foto presiden di sekolah.
Asteria diketahui bekerja sebagai seorang guru les di wilayah Koja, Jakarta Utara.
"Yang bersangkutan juga berprofesi sebagai guru, tapi guru les bimbingan belajar," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto di Mapolres Metro Jakarta Utara, Kamis (11/7/2019).
Adapun usai mengunggah status yang dianggap sebagai ujaran kebencian pada 26 Juni 2019 lalu, warganet menuduh Asteria sebagai guru SMPN 30 Jakarta Utara.
Tuduhan itu lantaran salah satu foto Asteria yang berlatar acara perpisahan SMPN 30.
Tuduhan itu sempat dibantah pihak SMPN 30, dan polisi pun juga memastikan bahwa tersangka bukan guru sekolah itu.