Mati Listrik di Ibukota dan Sekitarnya
MRT Kembali Beroperasi setelah Listrik Padam, PLN Ungkap Penyebab MRT Ikut Mati
Pagi Ini MRT Jakarta Kembali Beroperasi dan Dikenakan Tarif Normal, Begini Penjelasan PLN Terkait MRT Ikut Mati
Pagi Ini MRT Jakarta Kembali Beroperasi dan Dikenakan Tarif Normal, Begini Penjelasan PLN Terkait MRT Ikut Mati
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah wilayah di Jabodetabek dan sekitarnya mengalami pemadaman listrik pada Minggu (4/5/2019) siang.
Kondisi ini menyebabkan gangguan pada pelayanan publik termasuk Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta hingga Minggu malam.
Namun pagi ini Senin (5/8/2019), MRT sudah kembali normal.
Hal ini terlihat dari postingan di akun Instagram @mrtjkt pada Senin (5/8/2019) pagi ini.
Pihak MRT menginformasikan bahwa MRT Jakarta sudah beroperasi normal seperti biasa dan akan melayani mulai pukul 05.00-24.00 WIB.
Selain itu, penumpang akan dikenakan tarif normal.
"Teman MRT hari ini MRT Jakarta beroperasi normal seperti biasa dan akan melayani kalian mulai pukul 05.00 – 24.00 WIB, serta penumpang akan dikenakan tarif normal.
Jadi sudah siapkah naik MRT hari ini?"tulis akun @mrtjkt di Instagram.
Baca: Tagar Matilampulagi Trending Twitter, PLN Beri Penjelasan Mengapa Listrik Padam Lagi
Baca: Listrik Padam di Jakarta dan Sekitarnya, PLN Siap Beri Kompensasi hingga Rencana Kunjungan Jokowi
PLN ungkap penyebab MRT ikut mati
PT PLN (Persero) mengklaim memiliki cadangan listrik untuk Mass Rapid Transit ( MRT) saat terjadi pemadaman listrik.
Lantas, mengapa pemadaman listrik black out menyebabkan layanan MRT tak beroperasi maksimal?
Mengutip laman Kompas.com, Direktur Pengadaan Strategis II PLN, Djoko Raharjo Abumanan, membenarkan PLN memiliki cadangan listrik untuk MRT dengan membangun PLTG di daerah Senayan.
Namun, PLTG ini belum beroperasi sehingga MRT juga terdampak pemadaman listrik sejak Minggu siang, (4/8/2019).
"MRT terus terang PLN menyiapkan cadangannya dengan membangun PLTG di Senayan, dekat Lapangan Tembak."
"Tapi ini belum beroperasi, kebetulan yang membangun Indonesia Power," kata Djoko Raharjo Abumanan dalam konferensi pers di Gandul, Minggu (4/8/2019).
Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menambahkan, adapun pembangun PLTG di daerah Senayan itu memang dikhususkan untuk cadangan listrik MRT saat keadaan darurat, seperti kejadian padamnya listrik (black out) seperti hari Minggu (4/8/12019).
"PLTG itu memang harusnya mem-back up MRT. PLTG itu backup ke-4 untuk MRT, sedangkan back up ke 1 sampai 3 itu ada di gardu-gardu induk yang akan mensupport ke sistem listriknya MRT. Tentunya, yang harusnya jalan saat kondisi ini adalah back up ke-4. Tapi saat ini pembangunannya masih dalam proses," ungkap Inten.
Baca: Pasokan Listrik Terhenti, Petugas Segera Evakuasi Penumpang MRT
Baca: Transjakarta Gratiskan Layanan hingga Listrik kembali Menyala Normal dan MRT Kembali Beroperasi
Baca: 2 Orang Terjebak dalam Lift Stasiun MRT Saat Listrik Padam
Inten juga menjelasakan proses pembangunan PLTG tersebut sudah berada di angka 80-90 persen dan sudah memasuki tahap pengujian.
Sementara, pembangunan dilakukan di Senayan karena tempat tersebut pernah dibangun pembangkit listrik pada zaman Presiden RI ke-1, Soekarno.
Hanya saja bedanya, kapasitas dan ukurannya diperbesar dan dibuat lebih efisien.
"Dulu zamannya Pak Karno, pembangkit itu didirikan di Senayan. Jadi ada sejarahnya kenapa diletakkan di Senayan. Di situ sudah ada, cuma size-nya saja yang dibesarkan, tapi teknologinya jauh lebih efisien meskipun pembangkitnya besar," ujar Inten.
Inten berharap, pembangunan dan masa uji coba bisa berjalan cepat dan lancar sehingga cadangan listrik MRT bisa dimaksimalkan.
"Kita harapkan mudah-mudahan ke depan bisa beroperasi," harap Inten.
(Tribunnews.com/Sinatrya/Kompas.com)