Cuma Wacana, Proyek Deep Tunnel yang Dijanjikan Sebagai Solusi Atasi Banjir Jakarta
Basuki mengatakan, kendala yang dihadapi cukup rumit untuk membangun terowongan raksasa yang terinspirasi dari kanal pintar di Malaysia.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proyek Deep Tunnel atau Terowongan Multifungsi hanya sebatas wacana belaka.
“Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT) ini sudah dari zaman Pak Djoko Kirmanto (Menteri PU sebelumnya tahun 2004-2014). Tapi kan lima tahun belakangan belum ada dibahas. Tidak ada wacana akan dilanjutkan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (6/1/2020).
Dia mengatakan, kendala yang dihadapi cukup rumit untuk membangun terowongan raksasa yang terinspirasi dari kanal pintar (smart canal) di Malaysia.
Secara teknis masih tidak ada titik temu apakah menggunakan model dua tunnel atau bagaimana.
“Teknisnya belum sepakat, belum kita temukan secara teknis antara mana dengan mana dan ada dua model yang satu pakai dua tunnel jadi satu ada di bawah dan nanti disepakati satu-satu,” paparnya.
Baca: Reaksi Anies Ada Warga Menyebutnya Gubernur Rasa Presiden saat Kerja Bakti Bantu Korban Banjir
Sebelumnya, Joko Widodo yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta mengatakan Deep Tunnel masih dalam tahap pembentukan payung hukum. "Ini masih proses payung hukum supaya segera diputuskan payung hukumnya, harus ada," kata Jokowi saat itu.
Baca: Pemprov DKI Bahas Potensi Gugatan Class Action Warga
Jokowi mengungkapkan, merancang regulasi yang akan menjadi payung hukum pelaksanaan proyek Deep Tunnel bukanlah hal yang sulit.
Saat itu Jokowi juga mengatakan, pihaknya telah meminta kepada biro hukum agar payung hukum pelaksanaan proyek deep tunnel ini segera rampung secepatnya, sehingga proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat.
"Ya kalau payungnya rampung ya langsung mulai memprakarsa, presentasi dan segera diputuskan.”