Banjir di Jakarta
PSI Kritik Rencana Anies Baswedan soal Toa Banjir, Relawan Jakarta Maju: Ini Alat yang Canggih
Ketua Relawan Jakarta Maju, Usamah Abdul Aziz menyebut DWS adalah sistem peringatan dini untuk banjir yang canggih, ini bukanlah toa biasa.
Penulis:
Isnaya Helmi Rahma
Editor:
Ifa Nabila
Usamah menyebut bahwa toa ini merupakan wujud keinginan dari Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan hal yang lebih maksimla untuk peringatan dini.

"Dari Pemprov DKI Jakarta dengan toa ini kami ingin melakukan hal yang lebih maksimal lagi (untuk peringatan dini)," tegas Usamah.
"Kalau tadi Mas William bilang kalau enggak ada smartphone pakai sms," imbuhnya.
"Apa iya orang tengah malam ada sms masuk langsung bangun? enggak juga, nah hal ini yang harus diantisipasi," jelasnya.
Usamah kemudian menjelaskan terkait DWS ini.
Di mana DWS bukanlah hanya sebuah toa biasa.
Alat ini dapat berguna untuk memberikan informasi mengenai kondisi pintu air.
"Ini adalah aplikasi atau alat DWS ini sebuah alat yang canggih yang dapat mendeteksi air yang akan datang nantinya," kata Usamah.
"BPBD dapat menggunakan sistem ini berdasaran informasi di pintu-pintu air," imbuhnya.
"Begitu pintu air sudah memasuki ke siaga tiga dengan otomatis tim dari BPBD akan memberikan informasi ke warga, ini udah automatic," jelasnya.
Dalam kempatan itu, Usamah juga merasa keberatan kalau DWS ini disebut sebagai toa.
"Ada satu hal lagi yang ingin saya kritisi dalam topik ini, kenapa menggunakan nama toa? kenapa tidak memanggilnya dengan DWS?" tanya Usamah.
"Karena ini akan membuat orang-orang berpikir toa saja sampai Rp 4 miliiar? Itu berapa toa? jangan (berpikir seperti itu)" imbuhnya.
Mendengar pertanyaan Usamah, pemandu acara pun mengatakan bahwa kata toa keluar sendiri dari ucapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Pak gubernur sendiri yang mengatakan toa lho, sehingga kita tidak bisa menyalahkan wacana perkembangan saat ini," ujar pemandu acara tersebut.
