4 Begal yang Beraksi di Warteg Pesanggrahan Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Sembunyi di Pegunungan
Polres Metro Jakarta Selatan menangkap empat pelaku begal di Warung Tegal (Warteg), Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat viral beberapa waktu la
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polres Metro Jakarta Selatan menangkap empat pelaku begal di Warung Tegal (Warteg), Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat viral beberapa waktu lalu.
Satu di antara para pelaku terpaksa ditembak di bagian kaki karena melawan petugas saat hendak ditangkap.
Keempat pelaku masing-masing berinisial HW, AF, PS, dan SB.
HW ditangkap di Batu Marta Unit 11, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Keduanya ditangkap, Sabtu (25/1/2020).
Baca: Polres Jakarta Selatan Tangkap Pengemudi Mobil Pamer Kemaluan dan Masturbasi di Jalan Gatot Subroto
Sedangkan PS dan SB ditangkap di daerah Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/1/2020).
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Bastoni Purnama mengatakan PS dan SB ditangkap di sebuah gubuk di kawasan pegunungan di Bogor.
"PS dan SB itu ditangkap di gubuk gunung. SB ini yang mengancam pakai celurit di video viral tersebut. Dia ditembak oleh petugas pada bagian kaki karena mencoba melawan petugas," kata Bastoni di Polres Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020).
Baca: Akhir Pelarian Pelaku Begal Warteg Pesanggarahan, Sembunyi di Sumatera, Kini Ditangkap
Dia mengungkapkan, PS dan SB ialah residivis dalam kasus yang sama yaitu pengancaman dan penganiayaan beberapa tahun lalu.
"Tersangka PS dan SB itu merupakan residivis kasus yang sama, pengancaman dan penganiayaan di Jakarta," ungkap dia.
Lebih lanjut, Bastoni juga menyampaikan, motif pelaku melakukan begal di Warteg lantaran masalah ekonomi.
Ketika itu, menurut pengakuan pelaku, mereka melihat ada korban yang sedang sibuk bermain ponsel di dalam warteg.
Baca: Amanda Si Penjual Tahu yang Viral Karena Parasnya Ternyata Lulusan S2 Manajemen Bisnis
Para pelaku mendadak mendapat inspirasi melakukan begal di warteg tersebut.
Apalagi, kelimanya sama-sama tidak memiliki pekerjaan tetap.