Virus Corona
Sebelum Dirujuk, Pasien Suspect Corona di RS St Carolus Keluhkan Sesak Napas, Demam hingga Mual
Staf Humas Rumah Sakit St Carolus, Jakarta Pusat, Maulina mengungkapkan, pasien suspect virus corona sempat datang pada 28 Februari 2020 lalu.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Staf Humas Rumah Sakit St Carolus, Jakarta Pusat, Maulina mengungkapkan, pasien suspect virus corona sempat datang pada 28 Februari 2020 lalu.
Namun, kini pasien tersebut telah dirujuk ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (2/3/2020).
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan serangkaian pemeriksaan fisik sebelum dirujuk.
Pasien tersebut awalnya mengalami gejala berupa demam selama tujuh hari, disertai pusing dan mual.
Menurutnya, pasien tersebut tak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dalam waktu terakhir.
"Dia memang ada demam tujuh hari, ada pusing dan mual."
"Pasien tidak ada riwayat bepergian ke luar negeri.
"Kemudian pada awal perawatan pasien tidak memiliki gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas maupun gangguan pernapasan lainnya," jelas Maulina, dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/2/2020).
Baca: 4 Hari Diisolasi, Direktur RSPI Ungkap Kondisi Pasien yang Positif Virus Corona
Baca: Politisi India: Virus Corona Dapat Disembuhkan dengan Urine dan Kotoran Sapi
Baca: Kesaksian WNI Ungkap Beda Kepanikan Warga China dan Indonesia soal Corona, Wuhan Malah Lebih Santai?
Sebelumnya, pasien dinyatakan dalam kondisi yang normal.
Setelah dilakukan rontgen pada Senin (2/3/2020), pasien tersebut dinyatakan suspect corona.
"Pada hari perawatan ke empat kemudian pasien terasa sesak sehingga dirontgen."
"Hasil rontgennya ada itu (virus corona) sehingga beliau masuk di kriteria pasien dalam pengawasan," ujarnya.
Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto berujar, pihaknya akan mengecek kondisi pasien suspect corona tersebut.
"Saya cek dulu," kata Yuri, Rabu.

Masyarakat Diminta Tak Panik
Menko Polhukam, Mahfud MD menyinggung pernyataan Jokowi yakni masyarakat yang panik lebih menakutkan daripada virus corona.
"Kata presiden (virus) corona-nya itu sendiri tidak terlalu menakutkan kalau dilihat dari statistik dan perkembangannya, tetapi yang lebih menakutkan itu kepanikan masyarakat," ujar Mahfud MD, diberitakan Tribunnews.com , Selasa (3/3/2020).
Sehingga, dirinya mengimbau masyarakat agar tak terlalu panik, karena pemerintah siap untuk mengatasi permasalahan ini.
"Tadi rapat kabinet soal corona pukul 10.00 WIB sampai selesai, isinya pemerintah itu siap dan mampu mengatasi soal corona, masyarakat jangan panik."
"Yang lebih buruk bagi kehidupan kebangsaan ini, kalau terlalu panik masyarakat tidak baik bagi negara," jelas Mahfud MD.
Baca: Jokowi Umumkan Virus Corona Sebelum Pasien Tahu, Ini Penjelasan RSPI Sulianti Saroso & Ketua IDI
Baca: Hampir 100 Ribu Orang di Dunia Positif Terinfeksi Corona, Ini Data Penyebarannya di Berbagai Negara
Baca: Virus Corona Sebabkan Harga Ikan Tuna dari Ambon Anjlok, Ekspor China & Jepang Terhambat
Sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan, telah dipersiapkan 100 ruang isolasi yang baik untuk merawat pasien virus corona di Indonesia.
"Sejak awal, pemerintah benar-benar mempersiapkan. Rumah sakit lebih dari 100 dengan ruang isolasi yang baik," ujar Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia memastikan, pemerintah menyediakan peralatan medis sesuai dengan standar internasional.
"Kita juga memiliki reagen (cairan kimia pendeteksi virus) yang cukup," ungkapnya.
Selain itu, juga disiapkan tim gabungan TNI-Polri dibantu masyarakat sipil yang siap membantu penanganan wabah virus corona.
Bahkan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk penanganan corona di Indonesia.
"Karena kalau tidak serius, ini sangat berbahaya karena penyakit ini perlu kita waspadai," jelas Jokowi.

Pasien Suspect di Cianjur Negatif
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menyebut, pasien suspect di Cianjur yang meninggal dunia dipastikan negatif virus corona.
"Yang dari Cianjur hasil pemantauan kita termasuk dalam 155 (spesimen) yang negatif," kata Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/2/2020), dikutip dari Kompas.com.
"Jadi meninggalnya bukan karena Covid-19," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Vincentius Jyestha Candraditya) (Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi/Sania Mashabi/Ihsanuddin)