Virus Corona
Pemprov DKI Jakarta Tampung Tunawisma di Sejumlah GOR Selama PSBB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menampung warga yang tak mempunyai tempat tinggal atau tunawisma di Gelanggang Olahraga (GOR).
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menampung warga yang tak mempunyai tempat tinggal atau tunawisma di Gelanggang Olahraga (GOR).
Satu di antara GOR yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta yakni di Tanah Abang.
Beberapa hari terakhir, puluhan tunawisma terjaring razia satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP), dari sejumlah trotoar di Jakarta Pusat.
Selain warga yang kehilangan pekerjaan, tunawisma yang terjaring juga ada dari kalangan pengemis.
Kasudin Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Perangin-Angin menyebut, GOR Tanah Abang sangat mendukung untuk menampung para tunawisma tersebut.
Fasilitas yang disediakan oleh Pemprov DKI Jakarta juga bisa mendukung kebutuhan para warga.
"Di sini (GOR Tanah Abang) fasilitas cukup memadai, bersih. Ini sudah direkomendasikan bapak gubernur untuk saudara kita yang terlantar di jalan," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (28/4/2020).

Ngapuli mengatakan, tempat penampungan di GOR tersebut akan beroperasi selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.
"Minimal sampai PSBB ini berakhir, nantinya akan tunggu arahan pimpinan," ungkapnya.
Baca: GOR Ciracas Jakarta Timur Jadi Tempat Penampungan Tunawisma Selama Pandemi Covid-19
Baca: DPRD DKI: Tunawisma Harus Diedukasi Seputar Penyebaran Virus Corona
Baca: Demi Social Distancing, Ribuan Tunawisma di Australia Dipindah ke Hotel Bintang Lima
Ia menambahkan, para warga yang berada di tempat penampungan tersebut akan mendapat makanan dan minuman yang cukup.
"Kebutuhan makan dan minum akan kita penuhi, sesuai jumlah keluarga yang ada di sini," katanya.

Ngapuli mengimbau, agar warga yang ingin sedekah untuk menyalurkan uangnya melalui lembaga atau yayasan saja.
Hal tersebut untuk mencegah munculnya pengemis lebih banyak lagi di pinggir jalan.
"Ini momen bulan Ramadhan dan Covid-19. Masyarakat memanfaatkan situasi ini untuk berada di jalan untuk meminta belas kasihan."
"Imbauan kami bagi warga saudara kita yang niat ingin berbagi, sebaiknya jangan memberi di jalan."