Virus Corona
Kronologi Karyawan di Tangerang Bunuh Diri Karena Stres Dipecat dari Pekerjaannya
Sang kakak, Febriana (35), masih belum percaya adik bungsunya meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Seorang pemuda bernama Mauladi (23) frustasi setelah dipecat dari kantornya.
Mauladi sempat menangis semalaman dan mengalami demam hingga akhirnya pilih mengakhiri hidupnya.
Sang kakak, Febriana (35), masih belum percaya adik bungsunya meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan.
Baru sepekan Febriana bisa dekat dengan adiknya itu, setelah sang adik tidak bisa lagi tinggal di mess pegawai sebuah apartemen di bilangan Lengkong Gudang Timur, Serpong, karena dipecat.
Meski khawatir dengan kondisi Mauladi yang kerap murung usai pemecatan itu, Febriana tidak mau memaksakan kehendak untuk mengorek permasalahan yang dialami.
Ia hanya bisa menasehati agar sabar, dan ada rencana yang lebih baik dari Tuhan.
Baca: Seorang Pemuda di Serpong Tewas Dengan Tangan dan Leher Tersayat, Diduga Bunuh Diri Pakai Cutter
Malam terakhir mereka bersama, Mauladi demam tinggi.
Dia menangis tanpa diketahui sebab pastinya.
Febriana mengusap-usap adiknya sambil terus menguatkan hatinya.
"Semalam memang panas, badannya panas, menangis terus semalam itu. Saya enggak kerja orang dia nangis terus saya takutnya dia kecil hati. Saya tidur di tengah rumah, saya usapin. 'Enggak ngebebanin teteh, nanti juga dapat kerjaan sabar,' saya bilang gitu," ujar Febriana di samping rumahnya.
Suara Febriana tertahan saat ditanyakan kondisi tubuh adiknya yang terbujur tewas.
"Enggak tahu saya enggak berani melihat," ujarnya.
Air matanya perlahan menetes, Febriana kembali merebahkan punggungnya ke sandaran.
Ia mengingat, pagi ini masih melihat sang adik.

Mauladi mengatakan hendak melamar kerja dan sudah mempersiapkan ijazahnya.
Namun karena hanya ada satu motor, Febriana meminjam terlebih dahulu motor adik bungsunya itu, sekira pukul 09.30 WIB.
"Kata teteh jangan dulu pergi, memang dia niatnya pergi bawa ijazah itu. Katanya sudah janjian sama temannya," ujarnya.
Hanya ditinggal satu jam menyervis mesin air dan membeli gado-gado, Mauladi sudah dalam kondisi tewas.
"Yaudah entar dulu teteh pakai motornya beli sarapan sama benerin Sanyo. Sudah teteh pergi, pulang sudah enggak ada," ujarnya dengan nada menurun.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah almarhum sudah dilingkari garis polisi.
Aparat kepolisian baru saja meninggalkan lokasi, setelah menggali keterangan dan mencari alat bukti.
Kapolsek Serpong, AKP Supriyanto, mengonfirmasi bahwa Mauladi melakukan bunuh diri.
Mauladi menggunakan benda tajam untuk menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
"Bunuh diri itu bunuh diri, dia menggunakan cutter," ujar Supriyanto melalui sambungan telepon.
Baca: PSK Culik Anak Kecil, Dititipkan ke Warung saat Layani Pria Hidung Belang, Ngaku Mirip Putrinya
Baca: Pria di Lamongan Setubuhi Siswi SMP hingga Hamil dan Melahirkan, Kini Malah Nikahi Siri Wanita Lain
Diduga frustasi akibat dipecat dari pekerjaan
Nyawa Mauladi (23) sudah tidak tertolong saat ditemukan bersimbah darah di kamar rumah kakaknya di bilangan Gang Masjid, Kelurahan Buaran, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (18/6/2020).
Sang kakak, Ferbriana, menceritakan, selama sepekan terakhir, adik bungsunya, Mauladi memang tinggal di rumahnya.
Mauladi baru saja dipecat dari kerjaannya sebagai petugas kebersihan di sebuah apartemen di bilangan Lengkong Gudang Timur, Serpong.
Hal itu membuatnya tidak lagi tinggal di mess pegawai.
"Dia seminggu yang lalu itu dipecat. Namanya bocah laki kan enggak kaya perempuan biasa curhat," ujar Febriana di lokasi.
Selama di rumah, Mauladi terlihat muram, dan seperti tidak bersemangat dan merasa terpuruk.
Febriana yang belum berani menanyakan masalahnya, hanya bisa memberi wejangan agar bersabar.
"Soalnya dia terpuruk tea gitu, ngelihat terpuruk, sayanya, saya berusaha, kayaknya dia enggak punya duit, saya beliin rokok gitu apa, buat dia, takutnya dia merasa terpuruk," ujarnya.
Sang kakak hanya mengetahui pemecatan adiknya disertai alasan yang belum jelas.
Ia juga tidak puas dengan penjelasan adiknya, walaupun hanya bisa mengelus dada.
"Harusnya teh bulan 12 kenapa ini sudah ada surat pemberhentian katanya gitu. Katanya ada yang enggak senang sama dia, gitu-gitu bae," ujarnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Mauladi diduga bunuh diri dengan cara menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
Sejumlah orang termasuk anak dan suami Febriani tengah dimintai keterangan di Polsek Serpong.
Kapolsek Serpong, AKP Supriyanto, mengonfirmasi bahwa Mauladi melakukan bunuh diri.
Mauladi menggunakan cutter untuk menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
"Bunuh diri itu bunuh diri, dia menggunakan cutter," ujar Supriyanto melalui sambungan telepon.
Luka dengan sayatan di leher dan pergelangan tangan
Mauladi (23) ditemukan tewas bersimbah darah di rumah kakaknya di Gang Masjid, Kelurahan Buaran, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (18/6/2020).
Mauladi memang sudah tinggal di rumah kakaknya, Febriana (35), sepekan belakangan.
Mantan pegawai apartemen di bilangan Kelurahan Lengkong Gudang Timur itu ditemukan tergeletak dan bagian leher serta pergelangan tangannya tersayat.
Febriana yang baru saja sampai usai membeli sarapan, syok melihat rumahnya ramai dan adiknya sudah tak bernyawa.
"Pas saya sampai sudah banyak orang katanya, ngegorok-ngegorok gitu," ujar Febriani.
Febriana tidak mengetahui persis kronologi kejadian karena sedang tidak di rumah.
Saksi yang melihat langsung kejadian adalah anak dan suami Febriani, serta seorang tukang pangkas rambut.
"Mereka lagi dibawa ke Polsek jadi saksi. Saya lagi ke Pondok Benda, benerin sanyo sama beli gado-gado," ujarnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, rumah almarhum sudah dilingkari garis polisi.
Aparat kepolisian baru saja meninggalkan lokasi, setelah menggali keterangan dan mencari alat bukti.
Kapolsek Serpong, AKP Supriyanto, mengonfirmasi bahwa Mauladi melakukan bunuh diri.
Mauladi menggunakan cutter untuk menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
"Bunuh diri itu bunuh diri, dia menggunakan cutter," ujar Supriyanto melalui sambungan telepon. (Jaisy Rahman Tohir)
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Pemuda di Tangsel Bunuh Diri Diduga Frustasi Dipecat, Sang Kakak: Dia Nangis Semalaman