Rabu, 3 September 2025

Kerumunan Massa di Acara Rizieq Shihab

Petugas Disebut Dihalangi-halangi Saat Tracing Covid-19 di Petamburan, FPI: Itu Tidak Benar

Doni menyayangkan adanya upaya penghalang-halangan saat petugas akan melakukan tracing dan tracking terhadap klaster penularan virus corona.

Tribunnews/Jeprima
Kegiatan penyemprotan cairan disinfektan yang dilakukan oleh anggota kepolisian dari Polda Metro Jaya menggunakan kendaraan water cannon di sekitar Markas Front Pembela Islam (FPI), di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). Penyemprotan dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB menggunakan sejumlah kendaraan water cannon dari berbagai sisi jalan. Kegiatan itu sebagai komitmen Polda Metro Jaya untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) setelah ditemukan adanya beberapa warga yang terpapar Covid-19 seusai menghadiri acara perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan anak Rizieq Shihab yang diselenggarakan di kawasan tersebut. Tribunnew/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mendapat laporan adanya usaha menghalang-halangi tracing atau penelusuran kontak virus Corona kerumunan massa dari sejumlah kegiatan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab di kawasan Petamburan, Jakarta, dan Megamendung, Bogor, Jawa Barat.

"Laporan peserta rapat menyebutkan, baik yang di Petamburan maupun di Megamendung, petugas kesehatan masih kesulitan melakukan pelacakan. Mereka dihalang-halangi ketika hendak masuk melakukan tracing dan tracking," kata Doni saat menggelar rapat virtual bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI, Jawa Barat, dan Banten, untuk membahas kenaikan kasus corona, termasuk dari acara Rizieq.

Beberapa acara yang dihadiri Rizieq, yakni acara Maulid Nabi di Petamburan dan Tebet, serta peresmian Pesantren di Megamendung, memang menjadi klaster corona baru.

Data yang diterima Satgas per Kamis sore 19 November tercatat wilayah Petamburan telah dilakukan swab terhadap 15 orang.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bersama Kasdam Jaya Brigjen TNI Saleh Mustafa (kedua dari kanan) saat ditemui usai meninjau rapid test massal di SDN 01-03 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020).
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran bersama Kasdam Jaya Brigjen TNI Saleh Mustafa (kedua dari kanan) saat ditemui usai meninjau rapid test massal di SDN 01-03 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Hasilnya 7 orang positif Covid-19, termasuk Lurah Petamburan.

Sementara di Megamendung berdasarkan hasil swab antigen terhadap 559 orang, ditemukan 20 reaktif Covid-19.

Lalu di Tebet terdapat 50 orang positif Covid-19.

Doni menyayangkan adanya upaya penghalang-halangan saat petugas akan melakukan tracing dan tracking terhadap klaster penularan virus corona di Petamburan dan Megamendung.

Doni menjelaskan, semakin cepat penularan Covid-19 diketahui, maka akan memudahkan pasien menjalani pemulihan.

Baca juga: Selain Lurah Petamburan, Kapolsek Tanah Abang dan Wakilnya Juga Positif Covid-19

Namun bila terlambat, risiko tingkat kematian akan semakin tinggi, terlebih jika pasien itu memiliki penyakit bawaan.

"Tidak ada alasan bagi masyarakat menolak pelacakan kontak, penanganan kesehatan adalah sebuah kerja kemanusiaan. Tenaga kesehatan hendak memastikan gejala sakit dikenali lebih awal dan demikian juga dengan riwayat kontak pasien," kata Doni.

"Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah karena memang mayoritas penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala," kata dia.

Doni menekankan, salah satu cara memutus rantai penularan virus corona adalah dengan melakukan pemeriksaan, pelacakan dan perawatan yang tepat kepada pasien yang tertular.

Namun, pemeriksaan dan pelacakan ternyata tidak mudah dilakukan karena terjadi penolakan di masyarakat.

Mantan Pangdam III/Siliwangi itu menduga fenomena ini terjadi karena di tengah masyarakat masih berkembang stigma negatif bagi penderita Covid-19.

Masyarakat masih takut divonis tertular virus corona.

"Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita Covid-19 sembuh. Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," ucap Doni.

Baca juga: FPI Bantah Halangi Petugas Dinas Kesehatan Lakukan Tracing Covid-19 di Petamburan

Membantah

Terkait pernyataan Doni Monardo itu, Wakil Sekretaris Umum FPI, Azis Yanuar membantah adanya upaya menghalangi-halangi petugas yang melakukan tracing.

Ia mengatakan tidak ada upaya menghalangi dari jajaran FPI.

"Tidak benar," kata Azis, Minggu (22/11/2020).

Azis menuturkan, pihaknya juga telah menganjurkan test swab bila ditemukan klaster baru di dua lokasi tersebut.

"Hanya anjurkan untuk test swab. Itu saja," ujar Azis.

Petugas medis dari Polda Metro Jaya saat melakukan rapid test kepada sejumlah warga Petamburan di SDN 01 Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). kegiatan tersebut sebagai komitmen Polda Metro Jaya untuk mencegah penyebaran virus covid-19 setelah ditemukan adanya warga yang terpapar seusai menghadiri acara pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh FPI. Tribunnew/Jeprima
Petugas medis dari Polda Metro Jaya saat melakukan rapid test kepada sejumlah warga Petamburan di SDN 01 Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020). kegiatan tersebut sebagai komitmen Polda Metro Jaya untuk mencegah penyebaran virus covid-19 setelah ditemukan adanya warga yang terpapar seusai menghadiri acara pernikahan dan maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh FPI. Tribunnew/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Sementara Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19, Alexander K Gintings, mengatakan timnya saat ini masih berada di lapangan untuk melakukan penelusuran kontak erat pasien.

"Para pelacak kontak ini yang kini tengah mengalami persinggungan dengan masyarakat untuk memutus rantai penularan," kata dia.

Alexander menegaskan gerakan kesehatan untuk menanggulangi Covid-19 adalah sebuah gerakan kemasyarakatan non partisan untuk kemanusiaan, non diskriminatif dan pro terhadap kehidupan.

"Ini yang perlu ditanamkan sehingga masyarakat tidak perlu resisten agar anggota di lapangan bekerja aman dan nyaman dan tidak dicurigai," ucap dia.

Baca juga: Satgas Covid-19 Lakukan Pelacakan Agresif Terhadap Kluster Kerumunan Tebet dan Petamburan

Selain itu, Alex menambahkan semua pihak masih terus berjuang memutuskan rantai penularan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Namun, mereka juga perlu tim pendukung yaitu tim pelacak kontak dari dinas Kesehatan, kementerian Kesehatan, dan Satgas Covid-19.

"Jadi tim pelacak kontak adalah sahabat masyarakat yang menolong saya, keluarga, dan sahabat-sahabat semua dari rantai penularan COVID-19," kata dia.(tribun network/yud/ham/dod)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan