Temukan Warganya Konsumsi Kental Manis, Ini Langkah Pemkot Bekasi
Pemberian Kental Manis kepada balita itu tergantung pengasuhan dari ibunya, apakah memberikannya karena mengikuti kesukaan anak atau aturan ibunya
Editor:
Eko Sutriyanto
Rahmat mengatakan, pihaknya berupaya mengurangi persoalan gizi buruk dan stunting.
Baca juga: Pentingnya Edukasi Gizi untuk Ibu Agar Anak Tumbuh Optimal, Tidak Stunting
"Makanya dilakukan penguatan-penguatan di Posyandu dengan pemberian suplemen-suplemen untuk kebutuhan gizi balita dan itu menjadi skala prioritas, tapi hasilnya memang belum maksimal,” ujarnya Kamis (25/2).
Seharusnya, yang ditemukan di Rawa Semut itu tidak terjadi karena Pemkot konsen terhadap penanganan gizi buruk dan stunting ini.
“Karenanya, saya akan segera untuk menyelesaikan pemberian Kental Manis terhadap bayi di Rawa Semut ini.
Kita tidak ingin hal yang sudah diketahui oleh public ini apalagi sampai ada penelitian kita biarkan begitu saja.
Kita akan coba pikirkan bagaimana alternatif preventifnya nanti.
Pemkot akan mereposisi apa yang sudah dilaksanakan sekarang karena masih diketemukan anak-anak masih mengkonsumsi Kental Manis yang seharusnya itu tidak boleh dilakukan,” tuturnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, bahkan menyampaikan akan mengadakan rapat koordinasi dengan semua kepala puskesmas (kapus) yang ada di Kota Bekasi untuk membahas temuan YAICI dan KOPMAS ini.
“Saya akan meminta penjelasan-penjelasan dari mereka apa yang sudah dilakukan sehingga ada kelompok masyarakat yang memberikan makanan kepada anak di bawah 5 tahun dengan Kental Manis,” katanya.
Tanti mengatakan temuan YAICI dan KOPMAS ini akan menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
“Sebab, salah satu program Puskesmas adalah program gizi.
Jadi kalau ada beberapa ditemukan persoalan gizi buruk di masyarakat, ini menjadi suatu hal yang harus segera kita antisipasi,” ucapnya.
Baca juga: 7 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Masih Terendam Banjir
Untuk persoalan gizi ini, Puskesmas sudah memberikan sosialisasi dan informasi kepada masyarakat Kota Bekasi.
Namun, Tanti mengakui pada saat pandemi Covid-19 ini kunjungan ke masyarakat memang mengalami penurunan.
Semua Posyandu dinonaktifkan dan dipindahkan ke Puskesmas sehingga kemungkinan untuk pencapaian maksimalnya ini agak terpengaruh.
"Karena itu, petugas Puskesmas kami berlakukan sweeping ke masyarakat apabila ada balita yang tidak berkunjung ke Puskesmas,” ujarnya.
Dia mengatakan pemberian Kental Manis kepada balita itu tergantung pengasuhan dari ibunya, apakah memberikannya karena mengikuti kesukaan anak atau memang melaksanakan disiplin terkait dengan asupan gizi anak.