Senin, 1 September 2025

Virus Corona

Anies Baswedan Ungkap Strategi dan Penurunan Kasus Covid-19 di Depan Kepala Daerah Dunia 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota di hadapan kepala daerah sejumlah negara.

Tribunnews.com/ Hari Darmawan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers virtual, Jumat (27/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota di hadapan kepala daerah sejumlah negara.

Hal itu disampaikan Anies saat Konferensi Berlin Questions melalui saluran radio The Urbanist pada Kamis (19/8/2021) lalu.

Konferensi itu kemudian ditayangkan kembali oleh pemerintah daerah melalui kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta pada Senin (30/8/2021).

Baca juga: Mensos Risma Turun Langsung ke Lumajang, Ajak Mabes Polri Tangani Bansos yang Disunat

Dalam kegiatan itu, hadir sejumlah pimpinan daerah dari beberapa negara, seperti Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu dan Wakil Wali Kota Warsawa Michal Olszweski.

Kepada mereka, Anies bercerita setiap delapan hari kasus aktif di Jakarta pada saat itu berlipat ganda, sehingga pemerintah merasa khawatir.

Pertumbuhan kasus yang eksponensial ini sebagai dampak dari penyebaran varian Delta.

“Kami mencapai puncaknya pada bulan 16 Juli sebanyak 113.137 kasus aktif, akan tetapi sekarang kami memiliki kurang dari 8.000 kasus aktif,” ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ini.

Baca juga: Buat Onar di Pasar Baru Bekasi, 2 Koboi Jalanan Ditangkap, Polisi Sita Airsoft Gun dan Senapan Angin

Anies lalu membeberkan kebijakan strategis yang mampu menurunkan kasus Covid-19 di Ibu Kota.

Pertama, pemerintah melakukan pembatasan mobilitas warganya, melalui pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kebijakan itu mengatur, hanya warga yang bekerja di sektor kritis dan esensial saja yang boleh keluar rumah untuk bekerja di kantor atau tempat kerjanya.

Kedua, pemerintah menggencarkan pengetesan dan pelacakan serta upaya isolasi bagi orang yang terpapar.

Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang mensyaratkan, pengetesan PCR dilakukan minimal 1.000 orang per 1 juta populasi.

Saat itu pengetesan pemerintah daerah mencapai lebih dari 20 kali lipat dari syarat WHO.

Baca juga: 5 Fakta Begal Sadis di Kolong Flyover Kampung Baru Cikarang, Korban Dibacok, Jari Manisnya Putus

“Kemudian aspek pelacakan dilakukan setelah kami menemukan seseorang yang positif. Kami mencari individu yang berinteraksi dengan orang yang ditemukan positif tersebut, lalu diisolasi untuk karantina,” jelas Anies.

“Kami juga menyiapkan fasilitas karantina, makanan, obat-obatan dan pemeriksaan kesehatran rutin dari tim medis kami,” tambah Anies.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan