Pembelajaran Tatap Muka
3 Kasus Siswa Positif Covid-19 di Jaktim, Bagaimana Nasib Pembelajaran Tatap Muka ?
Kasus siswa terkonfirmasi covid-19 di Jaktim terus bertambah, Wagub DKI, Anggota DPRD, Wali Kota Jaktim dan Ahli Epidemiologi angkat bicara.
Penulis:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah sekolah yang siswanya terpapar Covid-19 selama masa pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur bertambah.
Setelah SMAN 71 dan SMK Malaka yang masing-masing satu siswanya terkonfirmasi Covid-19, sehingga kegiatan PTM dihentikan sementara selama lima hari sejak Senin (10/1/2022).
Kali ini bertambah lagi dari kasus, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kecamatan Jakarta Timur.
Kondisi ini menuai respons dari berbagai pihak, mulai dari Wagub DKI, Anggota DPRD, Wali Kota Jaktim dan Ahli Epidemiologi.
Kasus Siwa Positif Covid-19 di Jaktim Tambah Lagi
Kasudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Timur, Linda Romauli Siregar mengatakan satu SMP di wilayah Kecamatan Duren Sawit ditutup sementara akibat satu siswa terkonfirmasi Covid-19.
“Tambahan hari ini ada satu SMP yang hari ini didapat informasi satu siswa positif (Covid-19),” kata Linda saat dikonfirmasi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (12/1/2022).
Namun untuk sekarang pihaknya belum bisa memastikan apa siswa tersebut terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron atau bukan.
Alasannya butuh pemeriksaan laboratorium lebih lanjut.
Baca juga: Omicron Terdeteksi di Krukut, 14 RT di RW 002 Langsung Micro Lockdown
Baca juga: Warga Dramaga Positif Omicron Transmisi Lokal, Bolak-balik Bogor-Jakarta Pakai Transportasi Umum
Dia hanya menjelaskan hari ini para siswa dari sekolah tersebut sempat mengikuti PTM, tapi langsung dipulangkan setelah pihak sekolah mengetahui satu siswa terkonfirmasi Covid-19.
“Mestinya hari ini (tracing ke siswa dan guru). Puskesmas sudah datang tapi sudah keburu dipulangkan. Akhirnya reschedule untuk tracing yang direncanakan besok,” ujarnya.
Atas temuan tersebut kegiatan PTM dihentikan sementara untuk proses penyemprotan disinfektan dan tracing, sementara pembelajaran kembali dilakukan secara online.
Sedangkan untuk PTM di SMAN 71 sudah bisa dimulai pada Senin (17/1/2022), karena berdasar tes swab PCR terhadap 35 orang yang terdiri dari murid dan guru dinyatakan negatif Covid-19.
Ada Temuan Siswa Positif Omicron, Anggota DPRD DKI Kenneth Minta PTM 100 Persen Disetop Sementara
Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta sudah mempersiapkan skenario menyusul terus melonjaknya pasien varian baru Covid-19 Omicron.
Jika Jakarta menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen bakal dievaluasi.
Disdik DKI menunggu instruksi dari pemerintah pusat atau Pemprov DKI untuk menghentikan pembelajaran di sekolah.
Kendati demikian, Disdik telah memiliki juknis berdasarkan SKB 4 Menteri dan SK Kadis Nomor 1363 Tahun 2021 yang mengatur PTM sesuai dengan kondisi pandemi di Jakarta.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai, kebijakan yang diambil Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Disdik DKI untuk membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen tidak akan efektif.
Alasannya, saat ini Covid-19 varian Omicron sudah mulai mewabah transmisi lokal dan hal tersebut akan berpotensi besar menimbulkan klaster baru Covid-19 varian omicron di sekolah.
"Dengan adanya pandemi ini memang seharusnya bisa mendorong pembelajaran dilakukan secara daring karena memang tidak ada pilihan lain, apalagi ditambah dengan munculnya varian omicron yang angka penularannya makin bertambah di Jakarta, terutama bagi sekolah yang menerapkan siswa didiknya 100 persen sudah belajar tatap muka," kata Kenneth dalam keterangannya, Rabu (12/1/2022).

Kent-sapaan akrab Hardiyanto Kenneth- mengaku dirinya banyak mendapatkan laporan di lapangan atau masuk melalui pesan di telepon selulernya, terkait dengan kebijakan belajar tatap muka di tengah munculnya varian omicron.
Menurut dia, banyak orang tua siswa yang khawatir dengan kesehatan anak-anaknya.
"Dalam kasus ini kita harus bisa memahami terkait soal perasaan orangtua siswa. Pak Anies dan Pak Ariza harus bisa memposisikan diri seperti masyarakat yang anaknya di wajibkan untuk tatap muka di tengah munculnya varian omicron ini," katanya.
Kent meminta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membuat kebijakan yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi siswa maupun orangtua.
"Saya berharap Pak Anies jika membuat kebijakan soal PTM harus memberikan atau mengedepankan rasa kemanusiaan dan bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, terutama bagi orang tua murid yang anaknya di wajibkan harus masuk sekolah tatap muka, jangan malah sebaliknya, membuat kebijakan yang malah menzolimi masyarakat DKI dengan membuat kebijakan yang sepihak tanpa mempertimbangkan perasaan orangtua murid," kata Kent.
Saat ini, menurut Kent, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mencatat per Selasa (11/1/2022) sebanyak 404.192 siswa atau 55,9% dari target 723.044 siswa yang telah menjalani vaksinasi anak usia 6-11 tahun.
Angka tersebut sangat jauh untuk dijadikan patokan bagi siswa melakukan pembelajaran tatap muka.
Menurut Kent, terkait dengan surat edaran dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana bahwa bagi peserta didik yang belum dapat mengikuti PTM Terbatas di sekolah lantaran pertimbangan orangtua, dapat memberikan keterangan kepada pihak sekolah dan tetap akan memperoleh layanan pembelajaran secara daring, serta mendapat hak penilaian.
"Tetapi pada realitanya, saya mendapatkan laporan ada beberapa orangtua murid sudah membuat surat keberatan ke pihak sekolah, tetapi tetap dianggap alpa dan tidak masuk sekolah, dan ada juga orangtua merasa takut jika harus berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk melarang anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, takut malah nanti anaknya di sentimenin oleh pihak sekolah," kata Kent.
Kent meminta kepada Pemprov DKI harus berkaca kepada kasus yang baru terjadi kepada siswa SMAN 71 Duren Sawit, Jakarta Timur yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron.
"PTM idealnya bisa di lakukan jika vaksinasi anak usia 6-11 tahun sudah mencapai 80 persen, sekarang angka vaksinasi baru mencapai angka 55,9 persen dan saat ini juga varian omicron sudah mewabah dan menyasar para siswa," katanya.
Untuk itu, menurutnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa mengakomodir kegelisahan dan kekhawatiran yang menghantui orangtua siswa dan jangan membuat produk kebijakan yang terkesan malah menzolimi masyarakat.
"Kewajiban kita itu harus bisa melindungi masyarakat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDIP Provinsi DKI Jakarta itu.
Baca juga: Kasus Covid-19 Klaster Krukut Tambah Lagi, Total Jadi 52 Kasus
Kent mengatakan, Pemprov DKI Jakarta, harus menggalakkan sosialisasi vaksinasi anak usia 6-11 tahun, hal itu dilakukan agar memutus mata rantai penularan Covid-19 atau varian omicron di sekolah.
"Sosialisasi vaksinasi anak perlu dioptimalkan. Sekolah bisa dibuka pada tingkat dimana anak-anaknya sudah divaksin semua, hal itu dilakukan supaya mencegah atau meminimalkan potensi terjadi penularan di sekolah," ujarnya
"Karena anak usia 6 sampai 11 tahun memang berisiko, karena mereka juga sulit untuk disiplin 3M, karena sifatnya yang dinamis, masih sulit untuk mendisiplinkan diri. Karena itu harus diperhatikan betul," sambung Kent.
Karena itu, Kent meminta alangkah baiknya jika kebijakan belajar tatap muka 100% dikaji kembali agar para siswa tidak terpapar Covid-19 varian Omicron di sekolah, dan juga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Persoalannya ini masalah dengan nyawa Manusia loh, kita tidak mau PTM baru dihentikan ketika kasus melonjak dan sudah banyak siswa yang terpapar, siapa yang mau tanggung jawab kalau terjadi hal seperti itu? Kita harus bisa mengantisipasi sejak dini sebelum terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujarnya.
Baca juga: Bakal Demo di KPK, Aliansi Mahasiswa Bekasi Minta KPK Usut Ranah Legislatif Dalam OTT Rahmat Effendi
Kent pun mengimbau kepada warga Jakarta khususnya, jika hendak beraktivitas di luar rumah agar benar-benar memperhatikan protokol kesehatan, seperti jaga jarak, memakai masker, dan menyiapkan hand sanitizer
"Saya mengimbau kepada Warga DKI Jakarta wajib melakukan protokol kesehatan Covid-19 dimanapun berada. Penyebaran virus akan terhenti jika dari diri kita yang benar-benar disiplin terhadap diri sendiri. Jangan bosan dan malas dalam melakukan standar protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau membawa hand sanitizer, kita wajib bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri dan orang lain," ujarnya.
Dua Siswa Terpapar Covid-19, Begini Reaksi Wali Kota Jakarta Timur
Wali Kota Jakarta Timur M. Anwar angkat bicara soal temuan kasus Covid-19 di sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.
Pihak Pemkot Jakarta Timur meminta penerapan dan pengawasan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di sekolah saat pembelajaran tatap muka (PTM) ditingkatkan.
Hal ini perlu dilakukan guna mencegah kasus murid terkonfirmasi Covid-19 di SMAN 71 dan SMK Malaka, Duren Sawit terulang.
"Prokes agar selalu dilaksanakan, serta Satgas Covid-19 meningkatkan pengawasan," kata Anwar saat dikonfirmasi di Duren Sawit, Jakarta Timur Rabu (12/1/2022).
Hingga kini tercatat ada satu siswa SMAN 71 terkonfirmasi Covid-19 sehingga mengakibatkan PTM dihentikan sementara, dan pembelajaran kembali dilakukan secara online.
Pun dengan SMK Malaka yang hingga kini ditutup sementara akibat satu siswa terkonfirmasi Covid-19, penutupan sementara dilakukan sejak Senin (10/1/2022) hingga Jumat (14/1/2022).
"Semoga tracing-nya cepat clear. Jika ada yang terpapar hasil tracing (penelusuran kontak erat) dari siswa tersebut, akan ditambah sampai tracing-nya clear," ujarnya.

Lurah Cipinang Cempedak Abdul Muin menuturkan satu siswa SMAN 71 yang terkonfirmasi Covid-19 merupakan warganya dan kini menjalani isolasi mandiri di rumah.
Siswa tersebut menjalani isolasi mandiri di rumah bersama ibunya yang juga terpapar Covid-19, mereka diketahui terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron berdasarkan hasil tes swab PCR.
"Alhamdulillah kondisinya baik saja, tidak ada (gejala) yang berat. Jadi untuk sampai saat ini mereka menjalani protokol kesehatan dengan ketat tidak kemana-mana, dan tidak keluar rumah," ujar Abdul.
Sementara, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Malaka, Machmuri Dede Pranoto mengatakan satu siswanya diketahui terkonfirmasi Covid-19 pada Jumat (7/1/2022) lalu.
Temuan kasus siswa terkonfirmasi Covid-19 ini pun sudah dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Sudin Pendidikan wilayah I Jakarta Timur, dan Dinas Pendidikan DKI.
"Untuk variannya (Covid-19) belum jelas. Menurut informasi anak ini terpaparnya (tes swab) di Mall Bassura karena anak ini sambil bekerja."
"Waktu di test hari Rabu baru hasilnya di hari Jumat sore," tutur Machmuri, Selasa (11/1/2022).
Baca juga: Wara-wiri Bogor-Jakarta untuk Cari Kerja, Warga Dramaga Terpapar Covid-19 Varian Omicron
Sebelum diketahui terkonfirmasi Covid-19 kedua siswa sama-sama mengikuti PTM, bedanya siswa SMAN 71 terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron, sementara SMK Malaka belum diketahui variannya.
Pihak Puskesmas Kecamatan Duren Sawit pun sudah melakukan penelusuran kontak erat terhadap siswa dan guru di SMAN 71 dan SMK Malaka dengan cara melakukan tes swab PCR.
2 Siswa di Jaktim Perpapar Covid-19, Wagub DKI: PTM Tetap Digelar 100 Persen
Pemprov DKI Jakarta belum akan mengambil kebijakan penghentian pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas kapasitas peserta didik 100 persen meski ada temuan kasus aktif di dua sekolah.
Kedua sekolah itu yakni satu siswa di SMAN 71 terpapar omicron dan satu siswa di SMK Malaka positif Covid-19.
PTM 100 persen di Jakarta dipastikan masih akan tetap berjalan.
"Seperti komitmen kita bersama, kalau ada yang kena, siswa atau tenaga pendidik, guru atau karyawan itu akan ditutup selama lima hari, kalau kurang 5 persen, kalau lebih 5 persen itu 14 hari," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Selasa (11/1/2022) malam.
"Sementara, kita masih laksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada. Sejauh ini Pemprov DKI Jakarta masih memenuhi syarat dilaksanakan PTM 100 persen terbatas," lanjutnya.

Wagub asal Gerindra yang karib disapa Ariza ini menegaskan PTM 100 persen ini masih mengacu pada SKB 4 Menteri.
Di mana wilayah yang menerapkan PPKM Level 1 dan PPKM Level 2 dapat menggelar PTM 100 persen bila semua syarat telah terpenuhi.
Menurutnya, adanya temuan satu atau dua kasus Covid-19 peserta didik tidak mempengaruhi PTM terbatas di ribuan sekolah lainnya.
"Ada kasus satu dua tidak berarti menunda semua PTM. treatment-nya seperti yang kita ketahui, ditutup untuk sementara. Kan kasusnya harus dilihat, di Jakarta sekolahnya ribuan. Masa' satu dua sekolah, terus menutup ribuan sekolah. Jadi semua kan diskrining setiap sekolah, ya," tandasnya.
Baca juga: Wali Kota Mohammad Idris: Depok Sudah Nol Kasus Covid-19 Varian Omicron
Diberitakan, sejak dibuka PTM terbatas kapasitas peserta didik 100 persen di Jakarta, ditemukan dua siswa dari dua sekolah berbeda di Duren Sawit Jakarta Timur terkonfirmasi positif Covid-19.
Satu siswa SMAN 71 Jakarta dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron dan satu siswa SMK Malaka terpapar virus Corona dan belum diketahui variannya.
Saat ini, puskesmas dan suku dinas kesehatan setempat masih terus melakukan penelusuran kontak erat terhadap siswa dan guru di SMAN 71 dan SMK Malaka dengan melakukan tes swab PCR.
Kasus Covid-19 di DKI Melonjak, Ahli Epidemiologi Soroti PTM yang Masih Digelar: Harusnya Mikir
Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono menyoroti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang masih digelar di DKI Jakarta.
Pasalnya, berdasarkan data terbaru kasus aktif Covid-19 sudah mencapai 2.129 (orang yang masih dirawat/isolasi).
Jumlah ini naik sejumlah 255 kasus dari hari sebelumnya.
Kemudian kasus varian omicron bertambah menjadi 400 kasus lebih.
"Tapi kemudian, Depok aja minta tunda, kemudian Bogor juga minta tunda karena dia turun ke PPKM level 2. Jadi menurut saya Jakarta harusnya mikir," katanya kepada awak media, Selasa (11/1/2022).
Miko mengatakan kondisi saat ini sudah sangat riskan bila terus menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
Baca juga: 14 Warga Jabar Positif Omicron, Ridwan Kamil Sebut Kondisi Masih Aman Terkendali
Menurutnya, harusnya Pemprov DKI mengambil kebijakan dan tak merujuk pada aturan yang salah.
Sebab, kasus aktif terus melonjak.
"Jadi menurut saya sih karena aturannya memang begitu ya, aturannya yang dibetulin. Jadi SKB 4 menteri itu benar-benar mau menghidupkan sekolah, cuma tidak mikir."
"Sebenarnya 100 persen bisa, dengan giliran jadi misalnya 3 jam."
"Jadi yang pertama untuk 50 persen pertama, atau 3 jam kedua ya untuk yang sesi berikut 50 persen yang kedua," jelasnya.
Satu Siswa Terpapar Omicron, SMAN 71 Ditutup Sementara
SMAN 71 di Kelurahan/Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur ditutup sementara akibat satu siswa terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron.
Kepala SMAN 71 Acep Mahmudin mengatakan penutupan tersebut dilakukan karena siswa yang terkonfirmasi sempat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Awalnya pada Senin (3/1/2022) siswa tersebut mengikuti kegiatan PTM 100 persen, namun ketika Selasa (4/1/2022) siswa yang tercatat kekas XII tidak hadir ke sekolah.
"Selasa tidak hadir, hanya mengabarkan bahwa yang bersangkutan negatif (Covid-19). Selasa, Rabu, Kamis, Jumat yang bersangkutan juga tidak hadir," kata Acep di Jakarta Timur, Selasa (11/1/2022).
Hingga pada Jumat (7/1/2022) sore Wali Kelas mendapat kabar bahwa murid tersebut terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron yang diketahui berdasar hasil tes swab PCR.
Setelah mendapat kabar, pihak sekolah lalu berkoordinasi dengan Puskesmas, Sudin, dan Dinas Pendidikan untuk menghentikan kegiatan PTM dan menutup sementara sekolah.
"Sesuai SKB (surat keputusan bersama) empat menteri dan keputusan kepala dinas dihentikan lima hari. Ditutup mulai hari Senin (3/1/2022) jadi sampai Jumat (14/1/2022)," ujarnya.

Acep menuturkan pihaknya setelah mendapat kabar muridnya terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron, pihaknya sudah melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan sekolah.
Pada Senin (10/1/2022) sebanyak 30 murid SMAN 71 teman dari siswa yang terkonfirmasi sudah menjalani swab PCR yang dilakukan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.
"Sementara yang lainnya mandiri. Termasuk ada satu wali kelas dan satu guru, jadi total ada lima (swab PCR mandiri). Dari lima itu empat Alhamdulillah sudah ketahuan hasilnya negatif," tuturnya.
Sementara satu orang lain yang menjalani swab PCR mandiri dan 30 siswa yang menjalani swab PCR di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit masih menunggu hasil uji laboratorium.
SMK Malaka di Jakarta Timur Ditutup Sementara Akibat Satu Murid Terkonfirmasi Covid-19
SMK Malaka di Kelurahan Pondok Kopi, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur ditutup sementara akibat satu siswa terkonfirmasi Covid-19.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Malaka, Machmuri Dede Pranoto mengatakan penutupan dilakukan setelah pihaknya mendapat informasi seorang siswa terkonfirmasi pada Jumat (7/1/2022).
Sebelum dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 berdasar hasil tes PCR, siswa tersebut diketahui pernah mengikuti kegiatan pembalajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
"Sesuai SOP (standar operasional prosedur) dari Dinas (Pendidikan DKI) bila ada yang terpapar kita hentikan dulu tatap mukanya selama lima hari," kata Machmuri di Jakarta Timur, Selasa (11/1/2022).
Selama penutupan untuk proses penyemprotan disinfektan, melakukan testing dan tracing hingga Jumat (14/1/2022) kegiatan belajar kembali dilakukan secara online.
Temuan kasus siswa terkonfirmasi Covid-19 ini pun sudah dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit, Sudin Pendidikan wilayah I Jakarta Timur, dan Dinas Pendidikan DKI.
"Untuk variannya (Covid-19) belum jelas. Menurut informasi anak ini terpaparnya (tes swab) di Mall Bassura karena anak ini sambil bekerja. Waktu di test hari Rabu baru hasilnya di hari Jumat sore," ujarnya.
Baca juga: Penjambretan di Depan Masjid Koja Terekam CCTV, Pelaku Kalungkan Senjata Tajam ke Leher Korban
Machmuri menuturkan pada Senin (10/1/2022) para guru dan teman sekelas siswa yang terkonfirmasi Covid-19 sudah menjalani tes swab PCR yang dilakukan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit.
Kini pihak SMK Malaka masih menunggu hasil uji laboratorium tes swab PCR dari Puskesmas Kecamatan Duren Sawit yang diperkirakan bakal keluar dalam waktu tiga hari.
"Kurang lebih 60 dari guru, karyawan dan siswa sudah kita tracing PCR. Sementara pembelajarannya daring dulu semuanya kembali lagi ke PJJ (pembelajaran jarak jauh)," tuturnya. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Tribunnews.com)