Warga Jakarta Disarankan Pakai Masker, Kualitas Udara Lagi Memburuk dan Terjelek di Dunia
Warga Jakarta dianjurkan mengenakan masker saat keluar rumah karena kualitas udara yang sedang memburuk,
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Jakarta tampak seperti diselimuti kabut karena kualitaa udara dan polusi yang buruk. Mengutip data pada situs IQAir, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat.
Terkait hal ini, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama ingatkan untuk waspada pada penyakit saluran pernapasan atas (ISPA) dan Pneumonia.
"Menyikapi kualitas udara yang kurang baik mari kita waspada terhadap kenaikan kasus batuk pilek ISPA dan pneumonia," ungkap Ngabila saat dimintai keterangan, Kamis (27/7/2023).
Selain itu ia menganjurkan agar warga Jakarta mengenakan masker saat keluar rumah. "Kita dapat mencegah sakit dengan memakai masker jika keluar rumah (outdoor)," katanya lagi.
Masker yang disarankan adalah N95 jauh karena Iebih baik untuk mencegah polusi udara karena dapat mencegah polusi udara menembus.
Sedangkan masker medis hanya dapat menyaring virus dan kuman lain. Polusi udara memiliki ukuran partikel yang jauh lebih kecil dari virus sehingga masih bisa menembus masker medis.
Picu 7.100 Kematian di Jakarta
Situs IQAir menyatakan, kualitas udara kota Jakarta saat ini tidak sehat dengan indeks kualitas udara di 182 AQI US dengan polutan utama PM2.5. "Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 22.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," sebut IQAir.
Menurut klaim Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 70 persen kontributor buruknya kualitas udara Ibu Kota adalah sektor transportasi. Presentase tersebut mengacu pada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dalam berkegiatan sehari-hari.
Baca juga: Tips Jaga Kulit Tetap Sehat di Tengah Polusi Udara yang Semakin Buruk
“(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi,” sebut Kadis LH Asep Kuswanto seperti dikutip Kompas.com, Rabu (26/7/2023).
Dia menyarankan agar masyarakat pemilik kendaraan bermotor beralih menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Bagaimana cara melindungi dari polusi udara di Jakarta? IQAir merekomendasikan Anda melakukan empat hal dan jadikan sebagai kebiasaan harian.
Asep menambahkan, tingkat mobilitas masyarakat berpengaruh pada tingkat kualitas udara Ibu Kota. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Baca juga: Tips Jaga Kulit Tetap Sehat di Tengah Polusi Udara yang Semakin Buruk
Menurutnya, dengan semakin menguatnya (kegiatan) ekonomi, maka mobilitas masyarakat menggunakan transportasi juga semakin tinggi. "Hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas udara Jakarta,” kata dia.
Faktor pemicu polusi lainnya adalah aktivitas pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Jakarta juga turut mempengaruhi kualitas udara.
Kualitas Udara Jakarta
Memakai masker
IQAir
polusi terburuk di dunia
penyakit saluran pernapasan atas
Pneumonia
KABAR HAJI, Kemenkes Sebut Ada 99 Jemaah Terserang Pneumonia, 1 Orang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, Paru-parunya Diangkat Sejak Muda hingga Pneumonia Sebelum Wafat |
![]() |
---|
Dialami Paus Fransiskus Sebelum Wafat, Ini Penjelasan Dokter Paru soal Pneumonia Ganda |
![]() |
---|
Mengenal Pneumonia Ganda Penyakit yang Diidap Paus Fransiskus Sebelum Wafat |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Wafat H+1 Paskah, Telah Lewati Krisis Kesehatan Serius Selama 38 Hari di RS |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.