Sabtu, 13 September 2025

FFI dan Octopus Digitalisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Jakarta Timur

Kerjasama dengan Octopus Indonesia diharapkan bisa memperkuat program pemilahan sampah dan memperluas penerima manfaat dan mampu mengurangi sampah

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menjalin kerjasama dengan platform ekonomi sirkular Octopus Indonesia untuk program pemilahan sampah. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengelolaan sampah masih menjadi problem di masyarakat. Data pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, pada 2022 sebanyak 65 persen sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan 35 persen lainnya diolah kembali.

Jika dikelola dengan baik, sampah dapat membawa manfaat bagi lingkungan sekitar hingga memiliki nilai ekonomis.

PT Frisian Flag Indonesia (FFI) menjalin kerjasama dengan platform ekonomi sirkular Octopus Indonesia untuk program pemilahan sampah.

“Program pemilahan sampah ini merupakan bentuk kolaborasi antara pemerintah, sektor industri dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah tangga dan menerapkan gaya hidup yang berkelanjutan," ujar President Director PT Frisian Flag Indonesia, Berend Van Wel.

Kerjasama dengan Octopus Indonesia diharapkan bisa memperkuat program pemilahan sampah dan memperluas penerima manfaat dan mampu mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Baca juga: TPA Sementara Disiapkan Pemprov Jabar untuk Tampung Sampah dari Bandung Raya

Selain itu, kerjasama ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemilahan sampah bernilai ekonomis untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan maju.

Sebelumnya FFI telah berkolaborasi dengan Kelurahan Gedong, Kelurahan Ciracas dan Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur dengan mengoperasikan 2 bank sampah di kedua kelurahan dan menjangkau sekitar 3.200 rumah tangga dan belasan kader PKK sebagai pengelola bank sampah.

Program ini bisa mengurangi sampah bekas kemasan produk FFI hingga 250 kg per tahun.

CEO Octopus Indonesia, Moehammad Ichsan mengatakan, digitalisasi pada bidang pengelolaan sampah dapat meningkatkan kesadaran dan memudahkan masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah.

“Program kolaborasi ini diharapkan dapat semakin memperkuat kemitraan antara pemerintah, sektor industri dan masyarakat dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau. Melalui kolaborasi ini, nantinya masyarakat akan terlibat aktif dalam pemilahan sampah dari rumah," ujar Ichsan.

Dia mengatakan, pelestari yang sudah terlatih dan terverifikasi dapat dengan mudah mengambil sampah untuk kemudian didaur ulang di fasilitas Octopus.

Dengan menggunakan aplikasi Octopus sebagai solusi daur ulang sampah, masyarakat tidak hanya ikut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga bisa mendapatkan keuntungan dari setiap sampah yang dikumpulkan. Keuntungan tersebut berupa poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai manfaat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pulsa dan token listrik.

"Melalui aplikasi Octopus, kami ingin memberikan pengalaman yang menyenangkan dalam mengelola sampah rumah tangga serta memberikan apresiasi bagi pengguna yang telah melakukan pemilahan sampah,” ujar Ichsan.

Aplikasi ini bisa diunduh gratis di PlayStore maupun App Store. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan