Senin, 25 Agustus 2025

Liputan Khusus

Lipsus: Tramadol Dijual di Pinggir Jalan Tanah Abang Bak Kacang Goreng, 'Polisi Lewat Cuek Aja'

Bak menjajakan kacang goreng, para penjual yang terdiri dari wanita dan laki-laki itu menawarkan Tramadol kepada siapapun yang lewat di sepanjang

|
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Sejumlah warga menjual obat keras Tramadol secara ilegal di tepi Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).  

Lantas, wanita itu secara terbuka menawarkan barang dagangannya itu seraya menyebut transaksi "barang" tersebut adalah "aman".

"Transaksi di sini aman, bu?" tanya Tribunnews.

"Aman kok aman. Tenang aja, aman kok di sini, minum di sini juga bisa, itu pakai air putih," jawab wanita itu.

Sekitar 10 menit setelah itu, penjual tersebut berbincang dengan teman seprofesinya terkait masalah penjualan Tramadol. Transaksi Tramadol di sana begitu cepat. Ini juga terlihat dari pembeli lain yang hanya menghentikan sepeda motornya sesaat untuk mengambil 'barang' dan berlalu pergi seperti sudah biasa membeli.

Setelahnya Tribunnews mencoba mencari penjual lain, hingga kemudian bertemu dengan seorang pria yang berjualan pakaian bekas.

Setelah minta izin beristirahat di bangku panjang di samping lapak dagangannya tersebut, Tribunnews kembali bertanya tentang tramadol kepada pria tersebut. 

Lagi, pria berusia 58 tahun itu ternyata juga menjual obat keras tramadol secara bebas.

"Ya, saya jual juga. Ini (jual Tramadol kerjaan) sampingan saja," ucap bapak itu.

Sejumlah warga menjual obat keras Tramadol secara ilegal di tepi Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024). 
Sejumlah warga menjual obat keras Tramadol secara ilegal di tepi Jalan KS Tubun, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).  (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)

Pria dengan garis keriput di wajahnya itu menjual Tramadol dengan harga yang sama dengan penjual lain yakni Rp30 ribu per strip. Namun, dia akan memberikan diskon jika memang Tramadol itu akan dijual kembali.

Dalam sehari, pria itu mengaku bisa menghabiskan puluhan boks berisi lima strip per-boksnya. Selain satu strip, dia juga bisa menjual setengah strip atau berisi lima tablet Tramadol.

Pembelinya pun dia sebut mulai dari kuli proyek, pedagang di toko-toko Pasar Tanah Abang hingga para pengamen jalanan dengan kode lain yang biasa dia sebut 'TM'.

"Bisa beli setengah (strip) juga, harganya Rp15 ribu. Biasanya pengamen-pengamen yang beli setengah dulu, nanti sore dapat duit beli setengah lagi," ungkapnya.

Baca juga: Saat Hendak Disergap Polisi, Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Sumbar Kabur ke Semak-semak

Dari pengakuannya, penjualan obat secara ilegal ini sudah dilakukan sejak satu tahun terakhir.

Dia ikut berjualan obat keras itu karena butuh biaya tambahan untuk keperluan sehari-hari. Pendapatan dari bisnis aslinya, yakni berjualan pakaian, tak bisa diandalkan.

Apalagi dua dari empat anaknya kini sudah tidak bekerja karena terkena PHK.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan