Rabu, 1 Oktober 2025

Kasus Kematian Mahasiswa UKI, Saksi Sebut Kepala Korban Dibenturkan 3 Kali ke Aspal

Saksi mengungkap sempat melihat kepala Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) dibenturkan 3 kali ke aspal.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Reynas Abdila
KEMATIAN MAHASISWA UKI - Keluarga Kenzha mahasiswa UKI yang tewas mendatangi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025) dengan membawa dua saksi baru ke penyidik Ditreskrimum. Pihaknya berharap kasus ini diusut tuntas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua orang saksi atas meninggalnya Kenzha Ezra Walewangko, mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), dihadirkan dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2205). 

Mereka adalah Eril dan Eliza Gilbert, yang mengaku berada di lokasi saat insiden terjadi pada Selasa (4/3/2025).

Eril mengatakan, suasana awal masih kondusif, hingga terjadi percakapan antara Kenzha dan Adam.

"Saya tidak mengerti apa yang dikatakan, karena menggunakan logat (Manado). Di situ semuanya masih kondusif, sampai kira-kira pukul 19.00 WIB, itu hujan," kata Eril dalam rapat.

Dia sempat meninggalkan lokasi untuk membeli minuman.

Baca juga: Polisi Klaim Mahasiswa UKI Meninggal Bukan Dikeroyok, Ayah Korban Sebut Anaknya Dipukul Hingga Jatuh

Saat kembali, Kenzha sudah terjatuh dan sempat memukul Eril ketika dibangunkan. 

"Saya mencoba membangunkan, lalu di situ mungkin dia merasa tidak suka atau risih, dia memukul saya," ucap Eril.

Ketegangan meningkat ketika Kevin menyuruh Kenzha pulang dengan nada tinggi.

Hal itu memicu reaksi Ruben yang menilai teguran Kevin terlalu keras.

Baca juga: Kasus Kematian Mahasiswa UKI, Keluarga Bawa 2 Saksi Kunci ke Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya

Situasi makin tak kondusif saat beberapa sekuriti datang bersama Thomas.

Eril memutuskan membawa Kenzha menjauh ke arah motor, namun korban masih berteriak. 

Menurutnya, saat itulah keributan mulai terjadi.

Untuk insiden selanjutnya terkait dugaan pengeroyokan, Eril mengaku tak mengetahuinya.

"Saya ditarik oleh saudara Eliza ke belakang. Dan saya tidak melihat lagi apa yang terjadi di situ," ucap Eril.

Sementara itu, Eliza mengatakan bahwa sebelum kejadian, Kenzha sempat memanjat pagar dan berteriak dengan kata-kata yang bernada rasis.

Tiga mahasiswa, yakni Geri, Thomas, dan Elon menghampiri untuk meminta penjelasan. 

"Saya melihat Geri memukul bersama dengan pagar sekalipun dengan almarhum jatuh bersama dengan pagar. Habis itu, saya melihat Thomas menghampiri, Thomas diamankan. Diamankannya itu terpisah," tuturnya.

Menurutnya, setelah pemukulan tersebut, korban tak berdaya.

Dirinya hendak mengecek urat nadi Kenzha, namun dilarang pihak petugas keamanan.

"Saya melihat memang bibirnya berdarah. Sudah berdarah. Pas sudah dibangunin, dia mau dibawa ke motor, itu dia berdarah bibirnya," tuturnya. 

Namun, Eliza menceritakan bahwa setelah korban hendak dibawa ke motor, Thomas kembali menyerang. 

"Saya melihat Thomas ini lepas dari jeratan, lepas dari jeratan sekuriti, berlari ke arah korban. Sampai akhirnya saya mendengar suara tulang ketemu tulang. Kencang sekali. Itu di badan korban. Sampai akhirnya korban jatuh, kepala korban sampai dibenturkan. Dibenturkan ke atas aspal. Dibenturkan oleh si Thomas. Di kepala belakang sebelah kanan. Sebenarnya tiga kali," jelasnya.

Eliza mengaku sempat meminta Thomas dan Elon agar tidak terus memukul korban. 

"Saya takutnya Almarhum ini diinjak-injak sama mereka. Saya langsung dorong mereka, sekuriti dorong semuanya, termasuk saya," tuturnya.

Kenzha kemudian dibawa ke IGD RS UKI dalam kondisi tak sadarkan diri. 

"Saya bilang, pak, sudah nih angkat saja. Soalnya korban ini sudah knock out. Mata hitamnya sudah di atas. Sudah, apa namanya, sudah, ya, sudah, ya, akhirnya diangkat ke motor bersama dua sekuriti ini," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved