Senin, 22 September 2025

Siswa SMP di Bekasi Dianiaya Anak Kepsek usai Kritik Dana PIP Dipotong untuk Biaya 'Uang Jalan'

Siswa SMP di Bekasi dianiaya anak kepala sekolah usai mengkritik pemotongan dana PIP yang ternyata digunakan untuk biaya uang jalan pihak sekolah.

TribunSolo.com
SISWA SMP DIANIAYA - Ilustrasi penganiayaan. Siswa SMP di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat berinisial DMH (16) dianiaya oleh anak kepala sekolah berinisial S (15) usai dirinya mengkritik soal adanya dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP). Ternyata, pemotongan dana PIP itu diakui oleh pihak sekolah dan disebut digunakan untuk biaya 'uang jalan'. 

TRIBUNNEWS.COM - Siswa SMP di Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat berinisial DMH (16) dianiaya oleh anak kepala sekolah berinisial S usai dirinya mengkritik soal adanya dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Dikutip dari Tribun Jakarta, DMH dianiaya di depan sekolahnya oleh S pada Senin (19/5/2025) lalu.

Korban mengatakan mengkritik dengan cara mengedit gambar wajah ayah pelaku yang menjadi kepala sekolah di tempatnya menuntut ilmu dengan kepala tikus.

Lalu, editan tersebut diunggah melalui fitur Instagram Stories di akun pribadi milik korban.

"Saya mengkritik sekolah, saya posting foto AI di Instagram Stories ceritanya oknum guru berkepala tikus," kata DMH. 

Namun, kritik DMH tersebut membuat S tidak terima karena menganggap editan tersebut telah menghina ayahnya.

"Pelaku mengira yang kepala tikus itu bapaknya (kepala sekolah)," jelas dia. 

Di sisi lain, DMH mengaku sudah kerap menyampaikan langsung ke pihak sekolah terkait adanya pemotongan dana PIP tersebut.

Dia lantas menceritakan dugaan pemotongan dana PIP itu ketika adanya pencairan dana tersebut.

Baca juga: Kasus Polisi Aniaya Warga Semarang hingga Tewas, Polda Jateng Serahkan 31 Bukti ke Kejaksaan

Adapun nominal untuk satu kali pencairan dana PIP senilai Rp750 ribu. Namun, ketika pencairan kedua, DMH menyebut ada potongan sebesar Rp150 ribu.

"Pertama langsung masuk ke SPP tanpa menerima langsung, terus yang kedua diberikan tetapi dipotong Rp150.000," jelas dia. 

Sementara, kritik DMH sebelumnya ternyata sudah sempat ditanggapi oleh pihak sekolah dan berujung pemanggilan terhadap orang tuanya untuk proses mediasi.

Namun, kata korban, mediasi tersebut tidak menghasilkan solusi yang konkret. Akhirnya, DMH mengaku mengalah lantaran takut jika dirinya terus memprotes secara langsung, maka akan menghambat kelulusannya.

Akhirnya, DMH pun mengubah caranya mengkritik dengan mencurahkannya melalui media sosial Instagram dengan mengedit foto bergambar guru dengan mengganti kepalanya dengan kepala tikus.

Namun, kritik tersebut berujung DMH dianiaya oleh S pada Senin lalu. DMH mengaku dipukul oleh S di bagian kepala dan rahangnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan