Selasa, 9 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Benarkah Ada Keterlibatan Pihak Ketiga di Balik Tewasnya Diplomat Muda Kemlu? Ini Kata Kriminolog

Kriminolog tak menutup kemungkinan ada peran ketiga karena saat ini banyak sekali pelaku kejahatan yang menggunakan metode modern.

Penulis: Rifqah
Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Kriminolog tak menutup kemungkinan ada peran ketiga karena saat ini banyak sekali pelaku kejahatan yang menggunakan metode modern dalam melancarkan aksinya. Diketahui, Daru ditemukan tewas di kosannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kriminolog, Haniva Hasna, mengungkapkan tidak menutup kemungkinan ada pihak ketiga dalam kasus tewasnya Diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).

Daru ditemukan meninggal dalam kondisi kepala tertutup lakban di sebuah kamar kos di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) pagi.

Haniva mengatakan demikian karena melihat temuan-temuan yang ada, seperti pintu kos korban yang masih terkunci dan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan.

Menurutnya, hal tersebut justru memungkinkan adanya pihak ketiga dalam kasus ini.

"Kalau saya melihat dari temuan bahwa pintu (kos) terkunci dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik, apakah mungkin ada keterlibatan pihak ketiga? Sebetulnya sangat mungkin," ungkapnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (10/7/2025).

"Karena dalam kriminologi modern, ketiadaan luka fisik dan ruangan yang terkunci dari dalam itu tidak otomatis menyingkirkan keterlibatan pihak ketiga," jelasnya.

Alasannya, kata Haniva, karena sekarang ini banyak sekali pelaku kejahatan yang menggunakan metode-metode modern dalam melancarkan aksinya.

Sehingga, kata dia, tidak menutup kemungkinan adanya rekayasa kasus dalam kematian diplomat muda tersebut.

"Banyak sekali pelaku kejahatan itu yang canggih banget menggunakan metode-metode yang meninggalkan kekerasan terbuka, sehingga layaklah kita itu menganggap bahwa ini ada kemungkinan rekayasa gitu ya," katanya.

"Karena mereka kan biasanya menggunakan teknik pengalihan, racun atau obat penenang, atau bahkan staging, staging itu adalah rekayasa ketika terjadi pembunuhan."

"Jadi ini bisa jadi staging bunuh diri pasca pembunuhan, jadi korban, maaf, sudah dilakukan kekerasan sampai kehilangan nyawa, baru dibuat skenario seolah-olah dia mengalami bunuh diri," jelas Haniva.

Kondisi kamar kos Daru yang terkunci, menurut Haniva, juga merupakan salah satu trik yang digunakan oleh pelaku kejahatan.

"Nah, kamar terkunci ini bisa juga dibuat sedemikian dengan trik tertentu gitu ya, termasuk alat-alat yang menarik kunci dari luar setelah ditutup."

"Artinya, meski terlihat seperti bunuh diri atau kematian alami, tidak menutup kemungkinan terhadap kemungkinan rekayasa tadi," ujarnya.

Baca juga: Kematian Diplomat Muda Masih Misterius, Sosiolog UGM: Lakban Jadi Kunci Ungkap Kasus Lebih Jauh

Sehingga, ketika disampaikan adanya dugaan bunuh diri, kata Haniva, itu sangat tidak mungkin karena melihat kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kondisi pintu kamar terkunci itu. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan