Hari Pertama Sekolah
2 Ayah Bahagia Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah, Begini Ceritanya
Arif dan Banu bahagia antar anak di hari pertama sekolah. Pemerintah dorong ayah ambil peran lewat Gerakan Nasional Pengasuhan Setara.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Glery Lazuardi
Sebab, ia percaya, kehadiran ayah akan menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat anak menghadapi lingkungan sekolah yang baru.

Gerakan Ayah Mengantar Anak Sekolah
Apa yang dilakukan Arif dan Banu sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Tahun ini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) meluncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.
Gerakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025, yang resmi berlaku pada Senin, 14 Juli 2025.
Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan bahwa gerakan ini bertujuan mendorong keterlibatan ayah dalam pengasuhan, yang selama ini cenderung didominasi oleh ibu.
“Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa pengasuhan yang melibatkan ayah akan berdampak langsung pada kemampuan kepemimpinan, prestasi akademik, serta perkembangan sosial dan emosional anak.
Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah, Para Orang Tua Diimbau Antar Anak ke Sekolah
Ketimpangan Peran Ayah dan Fenomena Fatherless
Gerakan ini lahir dari keprihatinan terhadap tingkat keterlibatan ayah yang rendah dalam pengasuhan anak di Indonesia. Data Unicef dan KPAI tahun 2017 menunjukkan:
20,9 persen anak-anak Indonesia kehilangan sosok ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan yang jauh dari rumah.
Hanya 20,9 persen ayah terlibat langsung dalam pengasuhan anak.
33 persen remaja mengalami masalah kesehatan mental, tapi hanya 4,3 persen orang tua yang menyadari kebutuhan anak akan bantuan.
Statistik ini menggambarkan fenomena fatherless society, yang bisa berdampak pada tumbuh kembang anak, termasuk potensi depresi, rendahnya kepercayaan diri, hingga rendahnya prestasi akademik.
Dukungan Pemerintah Daerah Berbeda-Beda
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.