Rabu, 10 September 2025

Hari Pertama Sekolah

2 Ayah Bahagia Antar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah, Begini Ceritanya

Arif dan Banu bahagia antar anak di hari pertama sekolah. Pemerintah dorong ayah ambil peran lewat Gerakan Nasional Pengasuhan Setara.

Tribun Jatim/Purwanto
HARI PERTAMA SEKOLAH - Arif dan Banu bahagia mengantar anak mereka di hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025). Momen ini jadi bagian dari Gerakan Ayah Mengantar Anak yang digaungkan pemerintah. TRIBUN JATIM/PURWANTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suasana pagi Senin (14/7/2025) terasa berbeda.

Selepas libur panjang semester, anak-anak kembali ke sekolah, memulai tahun ajaran baru 2025/2026. 

Di berbagai daerah, para orang tua tampak antusias mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

Di antara keramaian itu, kisah dua ayah, Arif (35) dan Banu (31), mencuri perhatian.

Keduanya bahagia bisa turut hadir di momen penting ini.

Bagi mereka, hari pertama masuk sekolah bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan kenangan berharga yang akan diingat anak-anak mereka seumur hidup.

Baca juga: Mendikdasmen Imbau Orang Tua Antar Anak Sekolah, Rano Karno Potong Tukin ASN Telat Ngantor

Arif: “Saya Ingin Putri Saya Punya Memori yang Baik”

Pagi itu, Arif sudah bersiap bersama sang istri untuk mengantar putri kesayangannya yang baru duduk di bangku kelas 1 SD.

"Hari ini putri saya kelas 1 SD, jadi saya ingin dia punya memori yang baik. Saya dan istri memang sengaja ingin mengantar anak hari ini. Dan mudah-mudahan bisa setiap hari mengantar anak ke sekolah," ujarnya dengan wajah sumringah.

Baginya, kehadiran orang tua, terutama ayah, bisa menjadi dorongan psikologis yang besar bagi anak di hari pertama sekolah—hari di mana banyak anak merasa canggung, takut, atau gugup menghadapi lingkungan baru.

Banu: Tukar Jadwal Kerja Demi Anak

Lain Arif, lain pula cerita Banu. Sebagai pekerja pabrik di Cikarang, waktu paginya sangat terbatas.

Namun, khusus hari ini, ia mengatur jadwal agar bisa masuk siang demi bisa mengantar anaknya yang masuk kelas 1 SMP.

"Semoga di hari pertama ini, anak saya bisa lebih giat belajar karena ada ayah dan ibu yang selalu mengantar ke sekolah," tutur Banu penuh harap.

Meski biasanya sang anak berangkat sendiri naik sepeda, ia memilih untuk hadir sebagai bentuk dukungan moral.

Sebab, ia percaya, kehadiran ayah akan menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat anak menghadapi lingkungan sekolah yang baru.

MACET HARI PERTAMA SEKOLAH - Ilustrasi kemacetan saat hari pertama masuksekolah. Foto diambil di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin(14/7/2025).
MACET HARI PERTAMA SEKOLAH - Ilustrasi kemacetan saat hari pertama masuksekolah. Foto diambil di kawasan Bogor, Jawa Barat, Senin(14/7/2025). (Tribunnews.com/Willy Widianto)

Gerakan Ayah Mengantar Anak Sekolah

Apa yang dilakukan Arif dan Banu sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Tahun ini, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) meluncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah

Gerakan ini tertuang dalam Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025, yang resmi berlaku pada Senin, 14 Juli 2025.

Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan bahwa gerakan ini bertujuan mendorong keterlibatan ayah dalam pengasuhan, yang selama ini cenderung didominasi oleh ibu.

“Melalui kehadiran ayah pada momen penting tersebut akan tercipta kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa pengasuhan yang melibatkan ayah akan berdampak langsung pada kemampuan kepemimpinan, prestasi akademik, serta perkembangan sosial dan emosional anak.

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah, Para Orang Tua Diimbau Antar Anak ke Sekolah

Ketimpangan Peran Ayah dan Fenomena Fatherless

Gerakan ini lahir dari keprihatinan terhadap tingkat keterlibatan ayah yang rendah dalam pengasuhan anak di Indonesia. Data Unicef dan KPAI tahun 2017 menunjukkan:

20,9 persen anak-anak Indonesia kehilangan sosok ayah, baik karena perceraian, kematian, atau pekerjaan yang jauh dari rumah.

Hanya 20,9 persen ayah terlibat langsung dalam pengasuhan anak.

33 persen remaja mengalami masalah kesehatan mental, tapi hanya 4,3 persen orang tua yang menyadari kebutuhan anak akan bantuan.

Statistik ini menggambarkan fenomena fatherless society, yang bisa berdampak pada tumbuh kembang anak, termasuk potensi depresi, rendahnya kepercayaan diri, hingga rendahnya prestasi akademik.

Dukungan Pemerintah Daerah Berbeda-Beda

Beberapa pemerintah daerah turut mendukung gerakan ini.

Di Kota Depok, misalnya, Wali Kota Supian Surimenerbitkan Surat Edaran Nomor 800/452/BKPSDM/2025 yang memberikan dispensasi bagi ASN untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah.

ASN Depok diizinkan melakukan absensi hingga pukul 10.00 WIB melalui aplikasi KMOB, khusus bagi mereka yang memiliki anak jenjang PAUD hingga SD.

Namun, kebijakan ini tidak berlaku di DKI Jakarta.

Wakil Gubernur Rano Karno menegaskan bahwa ASN DKI yang datang terlambat tetap akan dikenakan sanksi berupa pemotongan tunjangan kinerja (tukin).

“ASN telat, tukinnya dipotong,” tegas Rano, Minggu (13/7/2025).

Suasana Ramai dan Haru di Sekolah

Pantauan Tribun di SDN Pondok Cina 3 Kota Depok, suasana pagi hari pertama sekolah dipenuhi keceriaan.

Para siswa didampingi orang tua sejak pukul 06.00 WIB. Di halaman sekolah, mereka mengikuti upacara dan kegiatan pengenalan.

Para guru memperkenalkan diri, membentuk lingkaran, dan mengajak anak-anak bernyanyi serta meneriakkan yel-yel. Para orang tua menanti dengan sabar, ingin tahu siapa wali kelas anak mereka.

Salah satu orang tua, Dini, mengaku terharu melihat anaknya, Rizky (6), memulai hari pertama sebagai murid baru.

“Harapannya mudah-mudahan bisa pintar, bagus pendidikannya, biar bisa jadi anak yang sholeh juga,” ujarnya.

Dini pun berkomitmen akan mendampingi anaknya selama masa MPLS hingga Jumat (18/7/2025).

Baca juga: Momen Unik yang Pernah Terjadi di Hari Pertama Sekolah, Anak Nangis hingga Rebutan Bangku Keramat

Jakarta Macet karena Orang Tua Antar Anak

Di sisi lain, antusiasme orang tua mengantar anak ke sekolah berdampak pada kemacetan lalu lintas di berbagai titik Jakarta. TMC Polda Metro Jaya dan Google Maps mencatat kemacetan di:

Jalan Ciledug Raya, mulai dari pertigaan Swadharma hingga Fly Over Kebayoran Lama.

Jalan Raya Ragunan – Warung Jati, menjelang SMAN 28 Jakarta.

Jalan Daan Mogot, arah ke Jakarta Barat.

Kemacetan didominasi oleh kendaraan pribadi seperti mobil dan motor yang mengantar anak-anak ke sekolah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan