Hari Pertama Sekolah
Akses 2 Sekolah Negeri Tangsel Diblokir Warga, Siswa Terpaksa Jalan 200 Meter Imbas Protes Domisili
Jalan utama dua sekolah negeri di Tangerang Selatan digembok warga imbas protes SMBP jalur domisili sejak Kamis (3/7/2025).
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Warga menutup akses utama menuju dua sekolah negeri di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten sejak Kamis (3/7/2025).
Aksi ini merupakan imbas dari permasalahan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili yang terjadi di SMAN 6 Tangsel.
Namun pemblokiran jalan di kawasan Pamulang ini juga berdampak terhadap SMPN 17 Tangsel yang lokasinya berdekatan.
Diketahui, warga RW 10 memblokir bahkan menggembok pagar karena tidak terima anak-anak mereka tak lolos SPBM 2025 lewat jalur domisili.
Padahal jarak tempat tinggal mereka berdekatan dengan sekolah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh perwakilan warga RW 10, Kecamatan Pamulang, Tangsel.
"Aksesnya akan kita tutup sampai kita mendapatkan jawaban dari pihak dinas terkait. Besok kita akan membuat surat yang ditujukan kepada Gubernur Banten Andra Soni dan Dinas Pendidikan Provinsi Banten," ujarnya.
Namun, hingga aktivitas sekolah kembali berjalan, warga juga belum membukakan akses SMPN 17 dan SMAN 6 Kota Tangerang Selatan.
Padahal Senin (14/7/2025) merupakan hari pertama siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Gerbang perumahan warga itu hanya dibuka selebar 30 cm sehingga siswa harus masuk secara bergantian.
Kemudian siswa terpaksa berjalan kaki sejauh 200 meter untuk mencapai gerbang sekolah.
Baca juga: Sejumlah Siswa Baru SMAN 1 Bandung Tidak Kebagian Meja Saat MPLS, Begini Tanggapan Dedi Mulyadi
Tak ayal, penumpukan hingga kemacetan pun terjadi lantaran orangtua yang mengantar hanya bisa berada di luar gerbang.
Bahkan, kemacetan juga terjadi di Jalan Raya Pamulang Permai 1 akibat banyaknya antrean kendaraan wali murid dan pengendara ojek online yang mengantarkan siswa.
Menanggapi insiden ini, satu di antara wali murid SMPN 17 Tangsel, bernama Yoyo menyampaikan keresahannya.
Dia merasa dirugikan karena harus merasakan imbas dari permasalahan yang sebenarnya tidak melibatkan sekolah anaknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.