Sambut Maulid Nabi, Khairil Wahyuni Ceritakan Momen Bangkit Berkat Teladan Rasulullah
Khairil Wahyuni pernah mengalami kondisi menyedihkan dalam sel tahanan, akibat tersandung perkara pidana.
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Willem Jonata
Walau begitu, Khairil memperingatkan, semua potensi kapasitas itu masih memiliki celah potensi ancaman gagal, jika tidak disertai sikap waspada dan kehati-hatian.
"Pengalaman saya ketika menjalankan organisasi (PLN Batubara), saya hanya fokus pada modal (kapasitas) diri sendiri tadi, tidak fokus adanya ancaman dari luar," ungkap Khairil.
Padahal, lanjut dia, firman Allah sudah mengingatkan dalam Surat Al Hujurat Ayat 12.
Artinya; "... jauhilah banyak rasangka (buruk). Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah sekali kali mencari kesalahan orang lain, dan janganlah di antara kamu menggunjing....".
Firman Allah itu mengingatkan kita bahwa ada sebagian dari manusia yang punya potensi mencari cari kesalahan orang lain, bahwa ada orang yang selalu berprasangka buruk kepada orang lain.
"Peringatan Allah ini seharusnya dijadikan waspada tentang adanya ancaman kepada kita. Sehingga, bisa menjaga diri yang baik. Pandangan orang kepada kita bisa kita minimalisir dengan prilaku yang baik," kata Khairil.
Di dalam praktik, kata Khairil, di dunia usaha atau bisnis tidak ada hitam putih. Semua selalu berubah. Di tengah tengah adalah wilayah "subhat" atau "abu-abu".
Agar tidak terdampak gagal (usaha) karena pengaruh penilaian dari luar, maka kehati-hatian sangat penting. Bagaimana bisa melihat keabu-abuan untuk mengambil suatu putusan. Keabu-abuan bisa diinventarisasi risikonyam kemudian dokumennya disimpan dengan baik, diambil langkah–langkah antisipasi jika risiko tersebut terjadi sehingga dapat memitigasi atau mengurangi resiko tersebut.
"Saya mengalami kegagalan beberapa kali. Paling besar dalam hidup saya, ketika memutuskan sesuatu yang keputusan tersebut abu abu, tidak jelas," ungkap Khairil.
"Kemudian, saya ambil karena direksi yang lama tidak mengambil keputusan. Dengan pertimbangan menguntungkan perusahaan dan keyakinan saya cukup jelas terhadap risiko yang akan muncul yang dapat dapat dimitigasi dengan baik. Tapi, nyatanya itu dipersalahkan. Sehingga ketika itu, saya divonis dua tahun. Kemudian, hukuman saya jalani. Dan, saya menerima kenyataan tersebut sebagai takdir dari Allah Subhanahu wa Ta'ala," kenang Khairil.
Sebagaimana surat At Taghobun Ayat 11, Allah berfirman yang artinya, "Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang, kecuali tanpa izin Allah..." Jadi apa pun musibah adalah penggugur dosa, sehingga kembalikan ke Allah dengan diisi dzikir, Allah akan memberikan petunjuk.
Seperti surat Ar-Ra'd Ayat 28, yang artinya; ... bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah (dzikir) hati menjeadi tenteram. Mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya...
"Ini yang mendasari pengalaman saya, sukses, gagal, dan bangkit. Dari pengalaman saya ini, setidak tidaknya ada enam elemen dasar / rules yang utama yang harus dimiliki untuk masuk ke dunia bisnis.
KEEMPAT, tujuan bisnisnya apa? "Tujuan bisnis mencari untung yang bagaimana? bagaimana tujuan akhir, orang dapat untung tapi tidak bahagia," katanya.
Jadi, tujuan bisnis dan tujuan akhirnya, adalah sebagaimana tersurat dalam surat Az-Zariyat Ayat 56, Allah berfirman: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku...." Artinya, bahwa tujuan menjalankan bisnis itu untuk bisa beribadah kepada Allah. Jadi, apa pun profesinya itu hanyalah aktifitas atau perantara untuk mengabdi kepada Allah.
"Yang penting niatnya, berbisnis karena Allah ta ala, bukan cari keuntungan semata. Karena untuk beribadah kepada Allah, maka hasilnya hanya dua; syukur dan sabar. Ketika berhasil akan bersyukur, bukan berfoya-foya dan sebagainya. Jika bersyukur, maka nikmat akan terus bertambah," tutur Khairil.
Ketika gagal, lanjut Khairil, harus bersabar, ke titik nol, kembalikan ke Allah. Kemudian, isi dengan dzikir, membaca Alquran, maka akan mendapakan ketentraman. Kemudian bangkit lagi Karena berbisnis niatnya beribadah, apa pun hasilnya akan positip. Berhasil atau gagal tidak masalah, karena semua kehendak Allah.
Selain itu tujuan bisnis tidak hanya untuk pribadi, tetapi bagaimana agar dapat bermanfaat buat orang lain, yang akan menjadi amal soleh kita. Sehingga, orang lain dapat bekerja , mencari nafkah untuk keluarga nya sehingga dapat mempertahankan keturunan secara berkesinambungan untuk kelangsungan hidupnya. Maka, amal soleh inilah yang kelak dipertanggnhjawabkan kepada Allah, selain ridho dan diridhoi Allah SWT.
Ketika Allah SWT akan menjadikan manusia sebagai khalifah di muda bumi. Malaikat mengatakan bahwa manusia itu perusak di muka bumi. Tapi, Allah berfirman mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para malaikat.
"Agar manusia sebagai khalifah di muka bumi, bukan sebagai perusak, maka hendaknya dalam mengolah, dan mengeksploitasi bumi bukan didasarkan karena nafsu, tapi karena niat ibadah, yang ditentukan dalam Al-Qur’an yakni untuk mengabdi kepada Allah SWT," kata Khairil.
KELIMA, lanjut dia, kita diberikan modal dasar yang sama oleh Allah SWT, yaitu mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, dan hati untuk bersyukur dengan ikhlas sebagaimana firman Allah dalam surat Nahl Ayat 78. Artinya, Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahu sesuatu pun, dan dia memberi kami pendengaran, penglihatan, dan hati.
"Jadi, semua diberikan sama oleh Allah, oleh karenanya kita terima hasil apapun juga dengan syukur dan sabar," imbuh Khairil.
KEENAM, menurutnya, bahwa kita harus mempunyai Karakter sebagaimana ketauladanan Rasulullah. Tersurat dalam surat Ahzab 21. Artinya, sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Surat Al Imran Ayat 31, artinya; "...jika kamu (benar benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengampuni dosa dosamu...." Jadi, siapa pun menyontoh ketauladanan Rasullullah, maka akan dicintai Allah. Sehingga, Allah akan memberikan peluang peluang bisnis yang diharapkan.
KETUJUH, kita harus mempunyai target bisnis, Bagaimana kita bisa memberikan amal soleh, sehingga meninggal nanti menjadi bekal di akhirat, inilah target bisnis kita. Maka, berprinsiplan berbisnis buat orang lain, bukan hanya untuk diri sendiri. Dengan begitu amal soleh terus mengalir. Karena sudah ikhlas karena Allah, maka ini yang kelak akan dipertanggungjawaban di hari Akhir.
KEDELAPAN, selain mempunyai target bisnis buat diri kita sendiri juga mempunyai target buat Sang Pencipta sebagaimana Suarat Al-Fajr Ayat 27-30. Artinya; (hai jiwa yang tenang) kembalilah pada Tuhanmu dengan Ridho dan di ridhoiNya. Sepanjang bekerja dengan ikhlas, maka hasilnya akan baik dan jika niat nya ibadah insya Allah, akan di ridhoi oleh Allah SWT dan akan masuk dalam surgaNya.
"KESEMBILAN, indikator kinerja, yaitu setiap hari harus dipantau. Maka harus kita isi denga dzikir agar hati kita tenang dalam mengambil suatu Keputusan, Sebagaimana surat Ar ‘Rad 28, yaitu dengan dzikir, hati kita akan tenang. Dan, bisa bersyukur, maka akan muncul peluang-peluang, atau terobosan yang akan didapatkan," tuturnya. (Wahyu Aji)
60 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025: Penuh Doa, Makna, dan Teladan Rasulullah |
![]() |
---|
Angkutan Barang akan Dibatasi selama Libur Maulid 2025, Ini Jadwal dan Daftar Ruas Jalannya |
![]() |
---|
50 Ide Tema Maulid Nabi 2025: Inspiratif, Religius, dan Relevan untuk Semua Kalangan |
![]() |
---|
Daftar Kereta Api Tambahan yang Beroperasi saat Long Weekend Maulid Nabi 2025 |
![]() |
---|
Kalender September 2025: Tanggal Merah Hari Libur Nasional dan Long Weekend |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.