Jumat, 5 September 2025

Sambut Maulid Nabi, Khairil Wahyuni Ceritakan Momen Bangkit Berkat Teladan Rasulullah

Khairil Wahyuni pernah mengalami kondisi menyedihkan dalam sel tahanan, akibat tersandung perkara pidana.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Willem Jonata
Dokumentasi pribadi
Mantan Direktur Utama PT PLN Batubara, Khairil Wahyuni, SH, MBA 

"Kesembilan dasar dalam berbisnis ini saya dapatkan dalam pengalamanan saat sukses sebagai pelaku pekerja. Saya katakan sukses karena saya bisa berkarier menduduki posisi puncak sebagai direksi," katanya. 

Namun, Khairil mengingatkan, tetap mendasarkan kerangka berpikir bisnis dalam perspektif Alquran. Selain itu, juga kerangka berpikir untuk mengantisipasi ancaman-ancaman, sehingga berhati hati dalam mengambil suatu tindakan.

Apabila bisnis dikelola secara baik dan kehati-hatian, maka hasilnya dipastikan sukses dengan ridloh Allah. 

"(Fakta) Pengalaman sepanjang karier saya, norma Alquran ini kekal, yang lainnya berubah. Aturan-aturan, norma-norma hukum bisnis tidak tetap, sifatnya dinamis. Karena bisnis dipengaruhi faktor eksternal dan faktor internal, dan kedua faktor tersebut tidak pasti/berubah ubah," kata Khairil. 

Sementara faktor eksternal, menurutnya, yakni situasi politik dan ekonomi di Tanah Air.

Politik ekonomi bisa berubah setiap lima tahun pasca pemilu, sosialnya  berubah, hukumnya juga berubah, sehingga ekonominya berubah. 

"Mengakibatkan Hukum bisnis tidak kekal/ tidak pasti. Jadi, peganglah Alquran, kemudian diimplemantasikan dalam suatu prilaku, mengikuti prilaku Rasululah SAW," kata Khairil.

Dari ketauladanan prilaku Rasulullah itu menjadi dasar tindakan, semangat, motivasi, sehingga kapasitas dan pemahaman dalam berbisnis dapat berkembang dan bertambah. 

Berdasarkan pengalaman berkarier di PLN dari nol hingga menjadi pejabat sebagai Kepala Cabang Pinrang PT PLN (Persero) VII (2000-2004), Khairil menyimpulkan setidak-tidaknya ada Sembilan  modal sebagai bekal dalam menghadapi tantangan mencapai karier sukses. 

Pertama, punya dasar hukum /fiqh yakni Alquran; 

Kedua , prilaku harus mengedepankan norma adab, kesantunan sebagaimana ditauladankan Rasulullah

Ketiga, meyakini bahwa Allah menciptakan kapasitas orang per orang sama, namun untuk sukses, Allah memberikan petunjuk lewat Alquran. Artinya, Allah memberikan modal dasar kepada kita mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan hati untuk bersyukur (dengan ikhlas).

"(Sebagaimana) Allah berfirman dalam Surat Nahl Ayat 78, yang artinya; Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kami pendengaran, penglihatan, dan hati," kata Khairil. Tapi, kenapa ada yang sukses dan ada yang tidak sukses? 

Yang sukses, lanjut Khairil, karena selalu berpikiran positif. Selalu bersyukur setiap menghasilkan sesuatu. Ketika gagal, dia ikhlas, sehingga bisa bersabar. Meyakini kegagalan diuji Allah, untuk menghapus dosa. Karenanya, mudah bangkit. Kemudian bangkit lagi.

"Sebaliknya, kalau terbelenggu (tidak ikhlas) atas suatu kegagalan , maka gagal lebih dalam lagi dan tidak bisa bangkit," tutur Khairil. 

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan