Sabtu, 27 September 2025

Leony Tunggu Undangan Dialog dengan Walkot Tangsel usai Kritik soal Anggaran: Ada yang Lebih Penting

Mantan penyanyi cilik, Leony, menunggu undangan dialog dengan Wali Kota Tangsel usai dirinya mengkritik anggaran Pemkot.

Wartakotalive.com/ Arie Puji Waluyo
TUNGGU UNDANGAN WALKOT TANGSEL - Penyanyi Leony Vitria ketika ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2025). Mantan penyanyi cilik, Leony, menunggu undangan dialog dengan Wali Kota Tangsel usai dirinya mengkritik anggaran Pemkot. 

TRIBUNNEWS.com - Mantan penyanyi cilik Trio Kwek-kwek, Leony Vitria Hartanti, menunggu undangan dialog dari Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Benyamin Davnie.

Hal ini disampaikan Leony menanggapi pernyataan Benyamin yang mengatakan akan membuka opsi dialog dengan sang selebriti terkait anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel.

Di awal pernyataannya, Leony mengucapkan terima kasih karena Benyamin telah membuka kesempatan berdialog.

Namun, menurutnya, ada yang lebih penting ketimbang membicarakan anggaran Pemkot Tangsel 2024, yaitu soal masalah sampah dan jalan.

"Mengutip dari berita yg saya baca di Kompas, saya berterima kasih Bapak membuka kesempatan untuk berdialog dengan saya, terima kasih sekali, saya terima undanganannya," kata Leony dalam videonya di akun Instagram, @leonyvh, Selasa (23/9/2025), dikutip Tribunnews.com.

"(Ada hal) yang lebih penting, daripada kita membahas (anggaran) 2024 yang sudah berlalu."

Baca juga: Ada yang Janggal Lagi, Leony Bedah Anggaran 2025 Pemkot Tangsel usai Bongkar Laporan Keuangan 2024

"Ada beberapa hal juga yang lebih penting, yang pingin saya dan mungkin sebagian masyarakat Tangsel ingin sampaikan, terkait permasalahan sampah, jalanan, dan masih banyak lainnya," imbuhnya.

Leony pun berharap, dialog dengan Benyamin bisa dilakukan secara terbuka di mana masyarakat Tangsel dapat ikut hadir berdiskusi.

Karena itu, Leony memastikan ia menunggu undangan dialog dari Benyamin.

"Mudah-mudahan kita bisa berdialog secara terbuka, nggak cuma saya doang, tapi  juga beberapa masyarakat bisa ikut hadir juga di situ," ujarnya.

"Yang pasti saya tunggu undangannya, Pak, bisa hubungi saya aja, terserah lewat apapun," pungkasnya.

Sebelumnya, Benyamin menyebut akan ada kemungkinan berdialog dengan Leony terkait anggaran Pemkot Tangsel, jika memang pihak Leony membutuhkan penjelasan.

Ia juga memastikan tidak akan menempuh lewat jalur hukum terkait kritik yang dilayangkan Leony.

"Kalau memang (klarifikasi) diperlukan Bu Leony-nya, ya nggak masalah kita undang. Tergantung kebutuhan," ucap Benyamin di Rumah Dinas Walkot Tangsel, Serpong, Selasa, dilansir TribunTangerang.com.

"Beliau butuh enggak penjelasan dari kita, karena kan kalau beliau butuh akan kami jelaskan. Tapi kalau beliau enggak butuh, ya gimana ya," imbuhnya.

"Saya hanya ingin menjelaskan saja. Enggak mau dilaporkan, enggak ada pertemuan, tapi ya sudah dengan penyelesaian ini, mudah-mudahan semuanya clear," kata Benyamin lagi.

Klarifikasi Benyamin Davnie

Menanggapi kritikan Leony mengenai anggaran Pemkot Tangsel, Benyamin Davnie memberikan klarifikasi.

Salah satu yang dikritik Leony adalah anggaran perbaikan jalan untuk Kota Tangsel pada 2024, sebesar Rp731 juta.

Nilai itu dianggap terlalu kecil dibandingkan anggaran perjalanan dinas yang melampaui Rp117 miliar.

Atas hal itu, Benyamin meluruskan, anggaran Rp731 juta bukan untuk perbaikan jalan, melainkan perbaikan jaringan listrik hanya di lingkungan Pemkot Tangsel.

"Memang sudah dijelaskan bahwa Rp731 juta itu tidak mungkin cukup untuk memperbaiki jalan. Anggaran tersebut hanya untuk satu kegiatan, yaitu perbaikan jaringan listrik, dan itu pun hanya di area Pemkot, bukan untuk seluruh wilayah Tangsel," jelas Benyamin, masih dari TribunTangerang.com.

Ia juga menjelaskan soal anggaran makan dan minum yang mencapai Rp66 miliar.

Benyamin menguraikan, anggaran itu tidak hanya untuk pegawai Pemkot Tangsel, melainkan juga untuk 37 perangkat daerah, termasuk sekolah, puskesmas, dan rumah sakit.

Tak Ia menyebut anggaran Rp66 miliar itu termasuk konsumsi untuk berbagai kegiatan masyarakat, seperti sosialisasi kesehatan, musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), hingga pelatihan pemberdayaan.

"Ini (anggaran makan dan minum) ada tersebar di 37 perangkat daerah, termasuk di dalamnya enam TK Negeri, kemudian 157 SD Negeri, 24 SMP Negeri, tiga RSUD, dan 35 puskesmas kita di Tangerang Selatan. Jadi ini makan minum secara keseluruhan," jelas Benyamin, dikutip dari Kompas.com.

"Jadi kalau dikumpulin semuanya tercapailah Rp 66 miliar. Tapi yang harus dicatat juga bahwa pelaksanaannya atau makan minumnya ini dilaksanakan kepada UMKM yang terdekat, di kelurahan yang terdekat, di kelurahan," lanjutnya.

Benyamin menegaskan Pemkot Tangsel berkomitmen untuk menjaga keterbukaan anggaran.

Ia menekankan, seluruh dokumen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dapat diakses masyarakat melalui situs resmi Pemkot.

Menurutnya, seluruh dokumen LKPD sudah dipublikasikan melalui laman resmi Pemkot Tangsel sejak 2019, sesuai aturan transparansi.

"LKPD itu memang diarahkan untuk di-upload di website pemerintah daerah setelah diperiksa oleh BPK. Uploading website itu sudah kami lakukan sejak 2019, berdasarkan aturan transparansi," tutur Benyamin.

Ia menjelaskan, LKPD 2024 terdiri atas lebih dari 500 halaman yang memuat tujuh kelompok laporan, mulai dari laporan realisasi anggaran hingga neraca.

Namun, detail kegiatan setiap item anggaran berada dalam dokumen teknis lainnya.

"Kalau LKPD itu dijabarkan rinci, bisa lebih tebal lagi dua sampai tiga kali lipat. Karena rinciannya ada di dokumen lain," pungkasnya.

Kritik Leony

Pada Selasa (16/9/2025), Leony lewat unggahan di Instagramnya, mengkritik soal anggaran Pemkot Tangsel 2024.

Ia menyoroti pendapatan daerah Pemkot Tangsel sebanyak Rp5 triliun pada tahun lalu.

Namun, Leony menilai, pendapatan daerah itu tidak terbagi rata di kalangan masyarakat.

Sebab, ada anggaran-anggaran yang dianggapnya terlalu besar dari seharusnya.

Seperti alat tulis kantor yang mencapai Rp38 miliar, suvenir Rp20 miliar, hingga makanan dan minuman Rp66 miliar.

Padahal, menurut LKPD Pemkot Tangsel 2024, dari Rp5 triliun pendapatan daerah, yang dialokasikan untuk bantuan sosial (bansos), hanya sebesar Rp136 juta.

"Rp136.421.607 dibagi 43.330 (warga miskin di Tangsel) sama dengan Rp3.148. Berarti per orang tuh cuma dapat satu bungkus mi instan dalam setahun," tulis unggahan Leony.

Atas hal itu, Leony pun mempertanyakan aliran dana pajak yang diperoleh dari rakyat.

"Jadi kalau kaya gini nih, pajak dari rakyat untuk rakyat nggak ya?" pungkasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunTangerang.com/Ikhawana Mutuah, Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan