Sosok Bapak-bapak dalam Video Tepuk Sakinah, Ternyata Penghulu di KUA: Asalnya Memang dari Menteng
Peraga lagu Tepuk Sakinah ternyata penghulu nikah di KUA, Abdul Hakim dan Isa Kamil ungkap video viral berasal dari Menteng, Jumat (26/9/2025).
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara program sosialisasi Kantor Urusan Agama (KUA) yang memperkenalkan lagu Tepuk Sakinah menjadi viral di media sosial.
Beredar para calon pengantin (catin) yang sedang mengikuti program Bimbingan Perkawinan (Binwin) tampak berdiri bersama untuk menyanyikan lagu Tepuk Sakinah sebagai pencair suasana.
Kini lagu Tepuk Sakinah menjadi tren yang dipakai para konten kreator sebagai latar musik dalam video mereka.
Usut punya usut, gerakan Tepuk Sakinah ini diperkenalkan pertama kali oleh KUA Menteng Jakarta Pusat sejak tahun lalu.
KUA Menteng mengunggah video gerakan Tepuk Sakinah tersebut di akun Instagram @kua_menteng pada 20 Desember 2024 silam.
Dalam video itu, tampak dua petugas pria paruh baya dan seorang ibu pegawai berseragam KUA mempraktikkan gerakan Tepuk Sakinah.
Yang menarik, gerakan bapak-bapak yang begitu bersemangat justru membuat video ini mendapat beragam reaksi lucu dari warganet.
Dua petugas KUA pemeran video Tepuk Sakinah tersebut bernama Abdul Hakim dan Isa Kamil.
Keduanya merupakan petugas KUA Menteng yang berprofesi sebagai penghulu sekaligus penyuluh ke KUA tersebut.
Usai video itu viral, mereka pun buka suara dan membenarkan video tersebut adalah unggahan lama KUA Menteng.
Sebagai penghulu KUA Menteng, Abdul Hakim menjelaskan, Tepuk Sakinah bertujuan untuk memberikan pemahaman materi Bimbingan Perkawinan (Binwin) dengan cara yang menghibur.
Baca juga: Viral Tepuk Sakinah, Kemenag Sebut Calon Pengantin Mudah Ingat Pilar Keluarga Harmonis, Ini Liriknya
Namun, meski bersifat hiburan, Abdul Hakim menegaskan Tepuk Sakinah memiliki makna tersendiri untuk mengedukasi para catin.
Dia juga mengaku senang, meski sempat terkejut saat mengetahui Tepuk Sakinah mendapatkan perhatian dari masyarakat.
“Kami kaget juga saat videonya viral. Tapi demi Allah, niat kami hanya untuk memudahkan para catin memahami materi," ujar Hakim ditemui di KUA Menteng pada Jumat (26/9/2025).
Lebih lanjut, dia mengaku tidak berniat merendahkan kekhidmatan program Binwin, sebab Tepuk Sakinah bertujuan untuk memudahkan catin memahami materi Binwin.
"Sama sekali bukan untuk merendahkan. Justru ini cara agar pembelajaran lebih menyenangkan,” tegasnya.
Terkait viralnya video tersebut, Abdul Hakim menanggapi santai adanya pro dan kontra di masyarakat.
“Namanya juga sesuatu yang viral, pasti ada yang pro, ada yang kontra. Tapi Insyaallah kalau paham tujuan utamanya, pasti akan melihat sisi positifnya,” imbuhnya.
Kronologi
Abdul Hakim menjelaskan, sebenarnya Tepuk Sakinah itu berisi mengenai materi lima pilar menuju keluarga sakinah.
Namun demi membuat suasana lebih hidup dan tidak membosankan untuk para calon pengantin, KUA Menteng kemudian menambahkan musik sederhana agar lebih mudah diingat para calon pengantin.
“Tadinya cuma tepuk-tepuk saja. Lalu kami pikir kalau ada musik lebih enak, biar tidak garing. Akhirnya lahirlah gerakan dan lagu Tepuk Sakinah seperti yang viral sekarang,” kata Abdul Hakim.
Adapun kelima pilar tersebut yakni Zawaj atau berpasang-pasangan.
Pilar kedua, Mitsaqan Ghalizha yakni janji kokoh dalam ijab kabul.
Mu’asyarah bil Ma’ruf atau saling berbuat baik, mencintai, menghormati, dan menjaga.
Selanjutkan pilar Musyawarah di mana setiap rencana dalam keluarga sebaiknya dibicarakan bersama.
Serta pilar Taradhin yakni saling ridho, menerima kelebihan dan kekurangan pasangan karena Allah Swt.
"Kemudian kita cari gerakan yang kira-kira pas dengan lima pilar itu. Kemudian lagunya itu juga kita aplikasikan di dalam lima pilar itu. Sehingga terjadi yang namanya berpasangan, berpasangan, berpasangan, dan seterusnya," paparnya.

Akui sebar ke seluruh KUA di Indonesia
Kini, Tepuk Sakinah sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.
Hal itu tak lepas dari jejaring fasilitator binwin yang mengikuti Bimbingan Teknologi (Bimtek) bersama KUA Menteng.
“Kami share di grup-grup fasilitator, akhirnya dipakai di banyak provinsi. Jadi jangan heran kalau sekarang ada di mana-mana. Asalnya memang dari Menteng,” tutur Hakim.
Menurutnya, respons para calon pengantin saat mengikuti Tepuk Sakinah sangat positif.
Suasana kelas binwin menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan materi bisa lebih mudah terserap.
“Biasanya kalau duduk lama-lama kan suntuk. Dengan tepuk ini, peserta bisa berdiri, tepuk tangan, sambil senang-senang tapi tetap belajar. Itu tujuan utamanya,” kata dia.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Tepuk Sakinah untuk Calon Pengantin, Lirik dan Maknanya, Viral di TikTok
Kemenag buka suara
Kementerian Agama (Kemenag) memberikan tanggapan setelah yel-yel Tepuk Sakinah viral di media sosial, seperti TikTok hingga Instagram.
Kemenag menilai Tepuk Sakinah merupakan inovasi kreatif agar nilai-nilai keluarga sakinah mudah dipahami dan diingat catin.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan Bimwin dirancang sebagai pembekalan bagi catin agar siap lahir batin membangun rumah tangga.
“Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup,” ujar Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Abu menilai dengan format yel-yel, nilai-nilai ini diharapkan lebih mudah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Gerakan tepuk tangan dalam Tepuk Sakinah ditegaskan bukan sekadar seremonial.
Pesan yang dibangun adalah agar pasangan mampu mencairkan suasana ketika terjadi konflik dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah.
Materi Bimwin juga memberikan pembekalan yang lebih komprehensif.
“Program Bimwin ini bertujuan menyiapkan catin membentuk keluarga yang kuat, menurunkan angka perceraian, dan meningkatkan kualitas rumah tangga,” ungkap Abu.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aksinya Viral di Media Sosial, Petugas KUA Menteng Cerita Makna di Balik Gerakan Tepuk Sakinah.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, Wahyu Gilang P, TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.