Kamis, 4 September 2025

Penggerebekan Teroris

Perempuan Teroris Pernah Marahi Densus karena Tak Dibunuh

Jalannya operasi penindakan terhadap pelaku kelompok teroris yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror ternyata tak selalu berjalan mulus. Ada saja aral melintang atau bahkan cerita unik yang mewarnai perjalanannya.

Penulis: Vanroy Pakpahan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Jalannya operasi penindakan terhadap pelaku kelompok teroris yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror ternyata tak selalu berjalan mulus. Ada saja aral melintang atau bahkan cerita unik yang mewarnai perjalanannya.

"Pernah ada satu orang tersangka teroris perempuan yang ditangkap tapi dia justru marah-marah karena dibiarkan hidup," ujar Kapolri, Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, di Jakarta, Jumat (14/5/2010).

Menurutnya, dari pengalaman yang sudah-sudah, anggota kelompok teroris akan lebih memilih ditembak mati dari pada dirinya dibiarkan hidup. "Mereka punya prinsip mati daripada tertangkap," katanya.

Itulah, menurut Kapolri, segelintir alasan mengapa anggota teroris yang dibekuk Densus 88 Anti Teror harus banyak yang mati. Selain itu, alasan tak mau mengambil resiko dan menerima kenyataan kehilangan kembali anggota seperti kehilangan 3 anggota di Aceh, menjadi penyebab lain pelaku teroris bergelimpangan nyawa.

Dalam penggerebekan beberapa bulan terakhir sendiri, Densus 88 berhasil menangkap 58 tersangka teroris. 13 Di antaranya terpaksa ditembak hingga tewas. "Apa pun di lapangan, anak-anak tidak mau ambil resiko, di Aceh kita kehilangan 3 anggota terbaik," katanya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan