Senin, 18 Agustus 2025

Bentrok Cikeusik

Aktor Intelektual Penyerang Ahmadiyah Cikeusik Sudah Ditangkap

Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar membenarkan bahwa satu dari lima tersangka adalah aktor intelektual

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Prawira
zoom-inlihat foto Aktor Intelektual Penyerang Ahmadiyah Cikeusik Sudah Ditangkap
YouTube
Potongan adegan video Anti-Ahmadiyah Violence in Cikeusik
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar membenarkan bahwa satu dari lima tersangka adalah aktor intelektual penyerangan massa ke warga Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, pada Minggu (6/2/2011).

Insiden berdarah tersebut mengakibatkan tiga warga Ahmadiyah tewas dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka. "Iya. Dari mereka (lima tersangka) itu, ada yang menggerakkan, ada yang menggeroyok, menganiaya," kata Boy Rafli saat dihubungi, Minggu (13/2/2011).

Meski begitu, Boy belum mau menjelaskan siapa aktor intelektual yang dimaksud. "(Inisialnya) nanti saja," ujarnya.

Kepolisian menetapkan lima tersangka yang ditetapkan sebagai tersangka penyerangan warga Ahmadiyah di Cikuesik. Kelima warga yang berasal dari Kecamatan Cikeusik itu adalah UJ, E, KMH, KHM, dan YA alias I. Sementara, baru tiga tersangka yang dilakukan penahanan, termasuk orang yang diduga telah menganiaya seorang warga Ahmadiyah hingga tewas dengan bambu runcing, yakni UJ.

Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 53 saksi. Namun, belum ada tersangka dari pihak Ahmadiyah. Penyidikan terhadap pihak Ahmadiyah masih tersendat, mengingat sebagian dari mereka masih dirawat karena terluka parah.

Hasil penyidikan sementara diketahui telah mengarah dugaan pengerahan massa secara terorganisir ke lokasi penyerangan, rumah pimpinan Ahmadiyah di Desa Umbulan, Ismail Suparman.

Hasil rekaman warga Ahmadiyah yang berada di lokasi kejadian, Arief, diketahui bahwa massa yang menyerang menyematkan pita biru dan hijau pada pakaiannya.

Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi mengakui bahwa pita mempunyai arti tersendiri. Namun, Ito juga enggan menjelaskan maksud penyematan pita tersebut.

Karena kurang cakap dalam menjalankan sistem pengamanan terkait penyerangan tersebut, Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo mencopot Kapolda Banten, Direktur Intelkam Polda Banten dan Kapolres Pandeglang.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan