Bentrok Cikeusik
Komnas HAM Nilai Polisi Tak Sigap dalam Peristiwa Cikeusik
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melihat aparat kepolisian mempertontonkan kelemahannya
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Prawira

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melihat aparat kepolisian mempertontonkan kelemahannya dalam insiden Cikeusik antara warga dan jemaah Ahmadiyah.
Wakil ketua Komnas HAM, Ridha Saleh mengatakan aparat kepolisian sudah mengetahui dua hari sebelum penyerangan terjadi pada Minggu (6/2/2011) dengan adanya 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) dan Pengendalian Masyarakat (Dalmas). "SMS yang beredar itu, mereka sudah tahu sebelumnya, tetapi kenapa tidak dicegah," kata Ridha dalam diskusi di Doekoen Cafe, Jakarta, Minggu (13/2/2011).
Sebaliknya, kepolisian akan memberikan pengamanan serta respons yang sigap saat terjadi konflik yang berkaitan dengan persoalan pertambangan dan perkebunan.
"Tapi kalau ada kasus pertambangan atau tanah, pasti yang dikirim Brimob. Karena kasus ini berulangkali. Aparat kita tidak sigap, tidak sesigap membela pertambangan, perkebunan. Ini ada apa?" imbuhnya.
Kasus yang terkait dengan Ahmadiyah tidak bersifat insidental tetapi terjadi pula di berbagai daerah berlang kali. "Dalam kasus ini ada yang bermain. Kasus seperti ini bukan insidental tetapi telah direncanakan. Ada yang mengetahui akan terjadi," tukasnya.