Pesawat Jatuh di Bintan
Fadlul Tak Punya Generasi Penerus
Fadlul Karim pilot yang meninggal dalam peristiwa jatuhnya pesawat Sabang Merauke Air Charter (SMAC) jenis Cassa 212, di Bintan, Sabtu (12/2/2011),
Hampir tiga tahun pilot senior yang pernah bekerja di beberapa Maskapai ini hidup dalam kesendirian setelah ditinggal mati anak sulungnya Rhenza Ferdiawan.
"Adik saya tidak punya generasi penerus lagi," ucap sang
kakak Asmawi saat ditemui di Perumahan Pondok Lestari, Cileduk,
Tangerang, Senin (14/2/2011).
Asmawi menceritakan bahwa isteri almarhum Fadlul, Fuziati, meninggal
sudah sejak lama bersama anak kedua Fadlul yang masih berada dalam
kandungan saat itu.
"Karena isterinya mengalami sakit, sehingga isteri
dan bayi yang dikandungnya meninggal bersamaan," kata Asmawi.
Ia pun menceritakan anak sulung Fadlul, menurutnya Renzha meninggal pada
tahun 2007. "Rhenza meninggal karena sakit. Ia sebelumnya bekerja
sebagai Front Office (FO) Adam Air," katanya.
Pilot senior yang telah menerbangkan puluhan kali pesawat ini sebenarnya
tinggal di Jalan Rukun AS Setu Cilangkap Jakarta Timur, tetapi ia tidak
disemayamkan di rumahnya, tetapi disemayamkan di rumah sang kakak
karena anak isterinya sudah tiada.
Selama hidup dalam kesendirian, Fadlul tidak pernah mengeluh dan
senantiasa berkomunikasi dengan saudaranya. Ia merupakan anak ke empat
dari lima bersaudara dan di keluarga Fadlul hanya satu-satunya orang
yang menjadi pilot.