Data Militer Dicuri
Staf Khusus Presiden Belum Tahu Data Militer Dicuri
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri, Teuku Faizayah, belum mengetahui aksi pencurian dokumen militer.
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Juang Naibaho

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri, Teuku Faizayah, mengaku belum mengetahui aksi pencurian dokumen militer di sebuah hotel berbintang di Seoul, Korea Selatan.
"Saya tidak tahu dan belum mengetahui kabar tersebut," kata Teuku Faizayah saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (20/2/2011).
Teuku mengaku pada hari Jumat (18/2) bertemu dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang juga menjadi bagian dari delegasi tersebut. Namun, anggota delegasi tidak ada satupun yang mengabarkan kehilangan data militer yang diduga tentang rencana pembelian pesawat T-50.
"Saya pun tidak diberitahu saat bertemu delegasi, mungkin bisa ditanyakan kepada kementrian luar negeri agar berkoordinasi dengan KBRI Seoul," ujarnya.
Dikutip dari situs Yonhapnews, tiga penyusup, terdiri dari dua orang pria dan satu perempuan, memasuki Hotel Lotte, tempat menginap delegasi tingkat tinggi Indonesia di Seoul, Korea Selatan. Para delegasi itu adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan.
Para penyusup diduga mengunduh file-file rahasia yang merupakan data rahasia militer dari beberapa laptop sejumlah anggota delegasi Indonesia ke USB mereka.
Kunjungan delegasi tingkat tinggi Indonesia mengunjungi Korea sebagai tindak lanjut dari perjanjian ekonomi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Presiden Korea Lee Myung-Bak sebelumnya.(*)