Pemalsuan Putusan MK
Fakta Pertemuan Dewi Yasin dengan Zainal Arifin
Fakta berbeda terkuak dari keterangan Bambang Wahyuhadi, pengantar Dewi Yasin Limpo ke rumah panitera Mahkamah
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta berbeda terkuak dari keterangan Bambang Wahyuhadi, pengantar Dewi Yasin Limpo ke rumah panitera Mahkamah Konstitusi Zaenal Arifin Husein. Keterangan itu diketahui saat Bambang dipanggil Panitia Kerja Mafia Pemilu di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/10/2011).
Dari pengakuannya, Bambang mengaku Dewi Yasin Limpo dan Tira yang mengetuk pintu rumah Zainal. Ini bertolak belakangan dengan keterangan Mashuri Hasan yang mengaku dirinya lah yang mengetuk pintu Zainal sehingga dibukakan.
"Kalau tidak salah setengah jam Bu Dewi ada di dalam. Seingat saya Pak Zainal membukakan pintu untuk ibu Dewi. Akhirnya kok ada Hasan. Dia cuma turun dan lalu masuk lagi," terang Bambang. Menurutnyta, saat itu Mashuri bertahan di mobil dan tak mau keluar.
Belakangan diketahui, bahwa Mashuri segan turun karena takut dikenali satpam komplek. Sehingga Mashuri bertahan di mobil. Bambang juga tak melihat Mashuri turun dari mobil. Karena mobil yang ditumpangi Dewi dan tiba di rumah Zainal, yang membukakan gerbang adalah satpam.
Bambang pun heran karena sebelumnya, Mashuri memberitahu kedudukan Dewi akan berbahaya dengan datangnya politisi Gerindra sering bolak-balik MK menanyakan keadilan surat suaranya. Atas usulan Mashuri, kemudian Dewi diminta mendatangi Zainal yang dianggapnya seperti bapak sendiri.
Anggota Panja Arif Wibowo dari PDI-Perjuangan menilai, sebenarnya, hubungan dari pertemuan itu yang paling kuat relasinya adalah bukan Mashuri dengan Dewi, melainkan Zainal dengan Dewi. Karena dalam pembicaraan itu, Dewi bertemu langsung dengan Zainal. Sementara Mashuri ada di mobil.
Awalnya, Panja mengira Bambang yang kerap menemani Dewi adalah sopir. Tapi keterangannya tadi membuat jelas, bahwa Bambang adalah Wakil Sekretaris DPD Hanura Sulawesi Selatan. Dalam hal ini Chairuman Harapan melihat peran Bambang tak cukup signifikan.
Bambang usai dimintai keterangannya mengaku, dalam pertemuan Dewi dengan Zainal tidak ada yang istimewa, dan biasa-biasa saja. Ia justru menilai perjuangan Dewi untuk menanyakan haknya.
"Saya berpikiran putusan MK itu masih tanda tanya. Soal surat ini kan seakan-akanlebih kuat dari putusan MK," kata Bambang.