Selasa, 9 September 2025

Umar Patek Tertangkap

Saya Tak Pernah Menamakan Diri Saya Umar Patek

Umar menyangkal nama Patek karena ia tidak pernah merasa pernah menggunakan nama tersebut

Editor: Yudie Thirzano
zoom-inlihat foto Saya Tak Pernah Menamakan Diri Saya Umar Patek
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Tersangka terorisme, Umar Patek bersama istrinya, Ruqayyah menjalani reka ulang di sebuah rumah kontrakan Jalan Setia, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (2/11/2011). Tersangka teroris Umar Patek menjalani reka ulang di tujuh di titik di sekitar Jakarta yang merupakan tempat Patek melakukan aktivitasnya untuk merencanakan aksi teror. (tribunnews/herudin)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak insiden Bom Bali I pada tahun 2002 lalu, nama Umar Patek mencuat. Ia pun dikabarkan menduduki jabatan penting dijaringan teroris, yang anggotanya termasuk Dulmatin, Nurdin M Top dan dr Azhari.

Namun siapa sangka, laki-laki kelahiran Pemalang, Jawa Tengah tahun 1970 itu tidak terima dipanggil Umar Patek, saat ditanya Hakim Ketua Suharjono, di pengadilan Negeri Jakarta Timur, saat persidangan istrinya, Siti Ruqqayah (31), berlangsung, dan Umar diminta menjadi saksi.

Umar menyangkal nama Patek karena ia tidak pernah merasa pernah menggunakan nama tersebut, walau pun ia mengakui sempat menggunakan sejumlah nama palsu, seperti Abu Syeikh alias Umar Arab alias Umar kecil.

"Saya tidak pernah menamakan diri saya Umar patek, saya nggak tahu dari mana," katanya.

Namun ia memperkenalkan dirinya sebagai Umar kepada sejumlah orang, termasuk kepada Hary Kuncoro, yang kenal pertama kali pada 2003 lalu, dan telah membantunya mengurus permohonan paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Timur.

Lulusan camp Afganistan itu mengaku dilahirkan dengan nama Hisyam. Setelah ia lulus SMU di Pemalang, dan mulai ikut pergerakan, maka ia kerap menggunakan sejumlah nama palsu, termasuk Anis, yang digunakan dalam paspornya yang ia dapatkan dari kantor Imigrasi Jakarta Timur, pada Juli 2009 lalu.

Perkara nama Anis tersebut, Umar mengaku bahwa hal itu adalah salah satu usahanya untuk menghindar dari jeratan hukum. Umar sadar bahwa ia telah menjadi buronan, setelah insiden bom Bali I pada 2002 lalu. "Saya kan buronan sejak tahun 2002, maka saya menggunakan nama palsu," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan