Sabtu, 4 Oktober 2025

Rusuh di Sampang

Hasil Investigasi SMARs atas Pembakaran Ponpes di Sampang

CMARs) Surabaya melakukan investigasi dalam kasus pembakaran pondok pesantren dan sejumlah rumah di Sampang, Madura.

zoom-inlihat foto Hasil Investigasi SMARs atas Pembakaran Ponpes di Sampang
SURYA/Muchin Rasyid/SURYA/Muchin Rasyid
Seorang anggota kepolisian Resor Sampang memperhatikan puing puing sisa pembakaran yang dilakukan oleh ratuan massa bersenjatakan tajam berupa celurit, gobang membakar empat rumah, sekolah, tempat ibadah dan toko hingga rata dengan tanah. di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Kamis. (29/12/2011) saat ini kasusnya ditangani Kepolisian Resor Sampang.

Mendengar hal ini, Iklil langsung menemuai Kapolsek Omben yang sudah berada di lokasi. Kapada Kapolsek Ust. Iklil manyampaikan, “Tolong Pak, mereka mau menyerang rumah saya, tolong diamankan Pak. Kalau memang Bapak tidak sanggup, biar kami (jamaah Syi’ah) yang menghadang mereka.

Kapolsek hanya menjawab dingin. “Sudah Pak, di sana (di rumah Us. Tajul Muluk dan Ust. Iklil Al Milal) sudah ada petugas, Bapak tenang saja,” jawab Kapolsek.

Merasa tidak percaya dengan ungkapan Kapolsek, tidak berselang lama Ust. Iklil menelpon istrinya di rumah, menanyakan apakah benar sudah ada petugas yang menjaga kedua rumah tokoh IJABI tersebut. Apa yang dikatakan Kapolsek hanya untuk menghibur Ust. Iklil, faktanya tidak ada satupun personil Polisi yang menjaga rumah Ust. Tajul Muluk dan Ust. Iklil Al Milal.

Akibat pembiaran yang dilakukan oleh Polisi, massa menjadi sangat leluasa melakukan pembakaran terhadap Madrasah; rumah Ust. Tajul Muluk beserta surau kecil dan toko; rumah Ust. Iklil Al Milal beserta surau kecil; rumah Khoirul Ummah (ibu Ust. Tajul Muluk)’ dan rumah Ummi Hanik (saudara Ust. Tajul Muluk).
Jamaah Syi’ah tidak melakukan perlawanan apapun selama proses pembakaran berlangsung. Polisi juga tidak melalukan tindakan apapun. Baru setelah pembakaran berakhir, polisi mengevakuasi sebagian jamaah Syi’ah ke Kecamatan Omben. Karena kondisi kecamatan tidak memungkinkan digunakan sabagai tempat pengungsian, akhirnya jamaah Syi’ah dibawa ke Gedung Olah Raga (GOR) Kabupaten Sampang.

Selama proses pembakaran dan evakuasi, Ust. Tajul Muluk berada di tempat relokasi di daerah Malang.[1] Ust. Tajul baru bertolak dari Malang ke Sampang pada siang hari dan baru sampai di GOR Sampang sekitar pukul 19.00 WIB.

Berdasarkan keterangan Ust. Tajul dan diamini oleh Ust. Iklil, para pelaku pembakaran merupakan aktor-aktor yang sama pernah melakukan penyerangan di Nangkrenang pada tahun 2006 dan April 2011.

[2] Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan oleh Ust. Iklil, hampir semua pelaku yang ia kenal adalah aktor-aktor lama yang sudah memusuhi jamaah Syi’ah sejak 2004. Ust. Iklil menyebut nama beberapa aktor pembakaran dengan inisial: Kho, Ju’, Has, Ham, As, Sah, dan Mas. Mereka semua adalah tetangga Ust. Tajul Muluk sendiri.

Usai peristiwa pembakaran, nama-nama tersebut di atas sudah dilaporkan oleh Ust. Iklil ke Polisi, akan tetapi baru pada 2 Januari 2012, polisi hanya menetapkan seorang tersangka berinisial M.  
Sayangnya, tersangka tersebut dibebaskan kembali oleh Polisi dengan alasan salah orang. Menurut Ust. Tajul Muluk, keterangan Polisi salah semua karena orang berinisial M itu merupakan tersangka fiktif. “Ini semua adalah rekayasa Polisi,” tegas Ust. Tajul Muluk kepada CMARs.

Ust. Tajul Muluk sendiri memiliki catatan terkait dengan aktor pembakaran. Ketua IJABI Sampang ini menyebut inisial Muh, Kho, Sod, sebagai otak dan pelaku pembakaran perkampungan jamaah Syi’ah di Nangkrenang.

Ditulis oleh Center for Marginalized Communities Studies (CMARs)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved