Penimbunan BBM Terbanyak Ada di Kaltim
Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi serta polda di beberapa wilayah, telah menindak dan memeriksa beberapa daerah.
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bersama DPR memutuskan harga BBM bersubsidi tidak mengalami kenaikan.
Keputusan ini mengakibatkan adanya perbedaan harga BBM bersubsidi dengan BBM nonsubsidi (harga industri keekonomian), sangat tinggi.
Tak ayal, kondisi ini menjadikan peluang bagi oknum tak bertanggung jawab, untuk mengeruk keuntungan pribadi, dengan menyalahgunakan BBM bersubsidi.
Modus yang digunakan biasanya dengan mengoplos dan menimbun, lalu dijual kembali dengan harga yang tinggi, serta tidak dilengkapi dengan izin usaha niaga.
"Akibatnya, terjadi kelangkaan BBM di suatu daerah, dan hal ini berpotensi menimbulkan bukan saja kerawanan sosial dan ekonomi, bahkan dapat memicu kerawanan politik,"ujar Ketua BPH Migas Andi Noorsaman Someng, di kantornya, Selasa (8/5/2012).
Satgas Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi serta polda di beberapa wilayah, telah menindak dan memeriksa beberapa daerah.
BPH Migas menemukan kasus terbanyak ada di Kalimantan Timur (Kaltim), yakni sebanyak 54 kasus.
"Barang buktinya sebanyak 147 ton solar, 24.812 liter premium, 600 liter minyak tanah, 25 unit mobil, 11 unit dump truck, dan uang tunai Rp 94 juta. Saat ini dalam proses penyidikan," ujar Andi.
Penimbunan BBM juga ditemukan di Bali dan Pamekasan. (*)
Berita Nasional Terkini