Pesawat Sukhoi Jatuh
Udara Dingin dan Kurang Tidur Jadi Musuh Tim Evakuasi
Selain makanan dan minuman yang kurang di Puncak Manik, Tim SAR Gabungan pun harus tidur di tenda-tenda darurat atau bivak
Penulis:
Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain makanan dan minuman yang kurang di Puncak Manik, Tim SAR Gabungan pun harus tidur di tenda-tenda darurat atau bivak, ada yang menggunakan ponco, terpal, ataupun playsit untuk menahan embun dan hujan.
Kebetulan Tim Pramuka yang tidak mempersiapkan perlengkapan secara matang sehingga mereka harus tidur di bawah dedaunan atau Bivak alam.
Menjadi sesuatu yang cukup berat saat malam hujan turun cukup lebat. Daun-daun pun tidak mampu menutup hujan sehingga saat pagi menjadi basah kuyup.
"Dingin Sekali tempat ini," ucap Rosadi yang menjadi Relawan.
Anggota TNI dan Brimob pun sama, mereka membuat tenda-tenda darurat dari ponco dan terpal di antara semak-semak dan pohon-pohon.
Anggota Brimob yang datang Minggu (13/5/2012) pun akhirnya menempati bivak alam yang sebelumnya dibuat tim Pramuka setelah pulang. "Kita pakai ya, lumayan nyaman," ucap Brimob.
Ia pun menutupi atasnya dengan ponco yang dibawanya supaya terlindung dari hujan. Memang cuaca kurang bersahabat dalam dua hari ini di Puncak Manik, selain hujan turun, kabut tebal pun turun sehingga keadaan menjadi lebih dingin.
Rokok pun menjadi sesuatu yang paling dicari, bagi para perokok di Puncak Manik, sehingga warga yang mengetahui hal tersebut banyak yang berjualan rokok dengan harga yang jauh lebih mahal dari biasanya.
"Bawanya saja udah cape, jadi ya terpaksa dibeli," ucap Relawan.
Namun, bila tidak hujan banyak orang-orang yang tidur di tempat landasan helikopter dengan menggunakan sleeping bag atau sarung, tentunya dengan resiko harus menahan rasa dingin.
Tentu saja dengan kondisi tersebut cukup menghambat jalannya evakuasi karena istirahat menjadi kurang maksimal ditambah dengan cuaca yang kurang mendukung.
*Silakan klik di Sini untuk update berita: Pesawat Sukhoi Jatuh